-n_m-

  • mig33.com
  • mail.yahoo.com
  • yahoo.com
  • friendster.com
  • facebook.com

29/05/09

TNGP











Taman NasionalGunung Gede Pangrango

Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama
kalinya diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Keadaan alamnya yang khas dan
unik, menjadikan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango sebagai salah satu
laboratorium alam yang menarik minat para peneliti sejak lama.
Tercatat pada
tahun 1819, C.G.C. Reinwardt sebagai orang yang pertama yang mendaki Gunung
Gede, kemudian disusul oleh F.W. Junghuhn (1839-1861), J.E. Teysmann (1839),
A.R. Wallace (1861), S.H. Koorders (1890), M. Treub (1891), W.M. van Leeuen
(1911); dan C.G.G.J. van Steenis (1920-1952) telah membuat koleksi tumbuhan
sebagai dasar penyusunan buku “THE MOUNTAIN FLORA OF JAVA” yang diterbitkan
tahun 1972.
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memiliki keanekaragaman
ekosistem yang terdiri dari ekosistem sub-montana, montana, sub-alpin, danau,
rawa, dan savana.

Ekosistem sub-montana dicirikan oleh banyaknya
pohon-pohon yang besar dan tinggi seperti jamuju (Dacrycarpus imbricatus), dan
puspa (Schima walliichii). Sedangkan ekosistem sub-alphin dicirikan oleh adanya
dataran yang ditumbuhi rumput Isachne pangerangensis, bunga eidelweis (Anaphalis
javanica), violet (Viola pilosa), dan cantigi (Vaccinium varingiaefolium).
Satwa primata yang terancam punah dan terdapat di Taman Nasional Gunung
Gede-Pangrango yaitu owa (Hylobates moloch), surili (Presbytis comata comata),
dan lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus); dan satwa langka lainnya
seperti macan tutul (Panthera pardus melas), landak Jawa (Hystrix brachyura
brachyura), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), dan musang tenggorokan kuning
(Martes flavigula).
Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango terkenal kaya akan
berbagai jenis burung yaitu sebanyak 251 jenis dari 450 jenis yang terdapat di
Pulau Jawa. Beberapa jenis diantaranya burung langka yaitu elang Jawa (Spizaetus
bartelsi) dan burung hantu (Otus angelinae).
Taman Nasional Gunung
Gede-Pangrango ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfir pada tahun 1977, dan
sebagai Sister Park dengan Taman Negara di Malaysia pada tahun
1995.


Sejarah dan legenda yang merupakan kepercayaan
masyarakat setempat yaitu tentang keberadaan Eyang Suryakencana dan Prabu
Siliwangi di Gunung Gede. Masyarakat percaya bahwa roh Eyang Suryakencana dan
Prabu Siliwangi akan tetap menjaga Gunung Gede agar tidak meletus. Pada saat
tertentu, banyak orang yang masuk ke goa-goa sekitar Gunung Gede untuk semedhi/
bertapa maupun melakukan upacara religius.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik
untuk dikunjungi :Telaga Biru. Danau kecil berukuran lima hektar (1.575 meter
dpl.) terletak 1,5 km dari pintu masuk Cibodas. Danau ini selalu tampak biru
diterpa sinar matahari, karena ditutupi oleh ganggang biru.Air terjun Cibeureum.
Air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 50 meter terletak sekitar 2,8 km
dari Cibodas. Di sekitar air terjun tersebut dapat melihat sejenis lumut merah
yang endemik di Jawa Barat.Air Panas. Terletak sekitar 5,3 km atau 2 jam
perjalanan dari Cibodas.Kandang Batu dan Kandang Badak. Untuk kegiatan berkemah
dan pengamatan tumbuhan/satwa. Berada pada ketinggian 2.220 m. dpl dengan jarak
7,8 km atau 3,5 jam perjalanan dari Cibodas.Puncak dan Kawah Gunung Gede.
Panorama berupa pemandangan matahari terbenam/terbit, hamparan kota
Cianjur-Sukabumi-Bogor terlihat dengan jelas, atraksi geologi yang menarik dan
pengamatan tumbuhan khas sekitar kawah. Di puncak ini terdapat tiga kawah yang
masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah Lanang, Ratu dan Wadon. Berada pada
ketinggian 2.958 m. dpl dengan jarak 9,7 km atau 5 jam perjalanan dari
Cibodas.Alun-alun Suryakencana. Dataran seluas 50 hektar yang ditutupi hamparan
bunga edelweiss. Berada pada ketinggian 2.750 m. dpl dengan jarak 11,8 km atau 6
jam perjalanan dari Cibodas.Gunung Putri dan Selabintana. Berkemah dengan
kapasitas 100-150 orang.
Musim kunjungan terbaik: bulan Juni s/d
September.
Cara pencapaian lokasi: Jakarta-Bogor-Cibodas dengan waktu sekitar
2,5 jam (± 100 km) menggunakan mobil, atau Bandung-Cipanas-Cibodas dengan waktu
2 jam (± 89 km), dan Bogor-Selabintana dengan waktu 2 jam (52
km).

Kantor : Jl. Raya Cibodas PO Box 3 SindanglayaCipanas 43253,
Cianjur, Jawa BaratTelp. (0263) 512776; Fax. (0263) 519415E-mail :
tngp@cianjur.wasantara.net.id

Dinyatakan Menteri Pertanian, tahun 1980
seluas 15.000 hektarDitunjuk ----Ditetapkan ----Letak Kab. Bogor, Kab. Cianjur
dan Kab. Sukabumi, Provinsi Jawa Barat
Temperatur udara 5° - 28° CCurah
hujan Rata-rata 3.600 mm/tahunKetinggian tempat 1.000 - 3.000 m. dplLetak
geografis 6°41’ - 6°51’ LS, 106°50’ - 107°02’ BT

souljah - ku ingin kau mati saja

baby we’re good friends for so longkau bilang sayang entah benar atau
bohong bilang rindu and all of your feeling do you really really mean all of those
thing
saat aku akan berikan cintaku you are changing who the hell are you apa
maksudmu hancurkan harapanku are you happy breaking my heart in two
*)demi
dirinya kau biarkan ku menangis demi dirinya kau biarkan ku menanti
**)dan kau
takkan bisa lari karena ku ingin kau mati
Reff :kuingin kau mati saja kuingin
kau pergi sajaku tak akan menunggu tak lagi harapkanmu
Back to Reff
dimalam
ini ku yakinkau bersama orang lain s’mua ucapanmu kini bagai sebuah angin lalu kau
bilang padaku kau butuh diriku tuk disampingmu tapi kenyataannya kau tak ada
disisiku sudah lupakan lupakan saja s’mua cerita yang terjalin terjalin diantara
kita tak sanggup lagi diriku untuk berkata kata karna kuingin kuingin kau mati
saja
Back to *)Back to **)Back to Reff 2x
***)kuingin kau mati saja kuingin
kau pergi saja
Back to ***) 2x
kuingin kau mati saja

27/05/09

soe hok gie

SOE HOK GIE


Soe Hok Gie dilahirkan pada tanggal 17 Desember 1942, adik dari sosiolog Arief Budiman. Catatan harian Gie sejak 4 Maret 1957 sampai dengan 8 Desember 1969 dibukukan tahun 1983 oleh LP3ES ke dalam sebuah buku yang berjudul Soe Hok Gie: Catatan Seorang Demonstran setebal 494 halaman. Gie meninggal di Gunung Semeru sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27 — 16 Desember 1969 akibat gas beracun.
Setelah lulus dari SMA Kanisius Gie melanjutkan kuliah ke Universitas Indonesia tahun 1961. Di masa kuliah inilah Gie menjadi aktivis kemahasiswaan. Banyak yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar terhadap tumbangnya Soekarno dan termasuk orang pertama yang mengritik tajam rejim Orde Baru.
Gie sangat kecewa dengan sikap teman-teman seangkatannya yang di era demonstrasi tahun 66 mengritik dan mengutuk para pejabat pemerintah kemudian selepas mereka lulus berpihak ke sana dan lupa dengan visi dan misi perjuangan angkatan 66. Gie memang bersikap oposisif dan sulit untuk diajak kompromi dengan oposisinya.
Selain itu juga Gie ikut mendirikan Mapala UI. Salah satu kegiatan pentingnya adalah naik gunung. Pada saat memimpin pendakian gunung Slamet 3.442m, ia mengutip Walt Whitman dalam catatan hariannya, “Now I see the secret of the making of the best person. It is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth”.
Pemikiran dan sepak terjangnya tercatat dalam catatan hariannya. Pikiran-pikirannya tentang kemanusiaan, tentang hidup, cinta dan juga kematian. Tahun 1968 Gie sempat berkunjung ke Amerika dan Australia, dan piringan hitam favoritnya Joan Baez disita di bandara Sydney karena dianggap anti-war dan komunis. Tahun 1969 Gie lulus dan meneruskan menjadi dosen di almamaternya.
Bersama Mapala UI Gie berencana menaklukkan Gunung Semeru yang tingginya 3.676m. Sewaktu Mapala mencari pendanaan, banyak yang bertanya kenapa naik gunung dan Gie berkata kepada teman-temannya:
“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”
8 Desember sebelum Gie berangkat sempat menuliskan catatannya: “Saya tak tahu apa yang terjadi dengan diri saya. Setelah saya mendengar kematian Kian Fong dari Arief hari Minggu yang lalu. Saya juga punya perasaan untuk selalu ingat pada kematian. Saya ingin mengobrol-ngobrol pamit sebelum ke semeru. Dengan Maria, Rina dan juga ingin membuat acara yang intim dengan Sunarti. Saya kira ini adalah pengaruh atas kematian Kian Fong yang begitu aneh dan begitu cepat.” Selanjutnya catatan selama ke Gunung Semeru lenyap bersamaan dengan meninggalnya Gie di puncak gunung tersebut.
24 Desember 1969 Gie dimakamkan di pemakaman Menteng Pulo, namun dua hari kemudian dipindahkan ke Pekuburan Kober, Tanah Abang. Tahun 1975 Ali Sadikin membongkar Pekuburan Kober sehingga harus dipindahkan lagi, namun keluarganya menolak dan teman-temannya sempat ingat bahwa jika dia meninggal sebaiknya mayatnya dibakar dan abunya disebarkan di gunung. Dengan pertimbangan tersebut akhirnya tulang belulang Gie dikremasi dan abunya disebar di puncak Gunung Pangrango.
Beberapa quote yang diambil dari catatan hariannya Gie:
“Seorang filsuf Yunani pernah menulis … nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.”
“Kehidupan sekarang benar-benar membosankan saya. Saya merasa seperti monyet tua yang dikurung di kebun binatang dan tidak punya kerja lagi. Saya ingin merasakan kehidupan kasar dan keras … diusap oleh angin dingin seperti pisau, atau berjalan memotong hutan dan mandi di sungai kecil … orang-orang seperti kita ini tidak pantas mati di tempat tidur.”
“Yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan…”
Selain Catatan Seorang Demonstran, buku lain yang ditulis Soe Hok Gie adalah Zaman Peralihan, Di Bawah Lentera Merah (yang ini saya belum punya) dan Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan serta riset ilmiah DR. John Maxwell Soe Hok Gie: Pergulatan Intelektual Muda Melawan Tirani.
Tahun depan Mira Lesmana dan Riri Reza bersama Miles Production akan meluncurkan film berjudul “Gie” yang akan diperankan oleh Nicholas Saputra, Sita Nursanti, Wulan Guritno, Lukman Sardi dan Thomas Nawilis. Saat ini sudah memasuki tahap pasca produksi.
John Maxwell berkomentar, “Gie hanya seorang mahasiswa dengan latar belakang yang tidak terlalu hebat. Tapi dia punya kemauan melibatkan diri dalam pergerakan. Dia selalu ingin tahu apa yang terjadi dengan bangsanya. Walaupun meninggal dalam usia muda, dia meninggalkan banyak tulisan. Di antaranya berupa catatan harian dan artikel yang dipublikasikan di koran-koran nasional” ujarnya. “Saya diwawancarai Mira Lesmana (produser Gie) dan Riri Reza (sutradara). Dia datang setelah membaca buku saya. Saya berharap film itu akan sukses. Sebab, jika itu terjadi, orang akan lebih mengenal Soe Hok Gie” tuturnya.

Puisi-puisi Soe Hok Gie

“akhirnya semua akan tibapada suatu hari yang biasapada suatu ketika yang telah lama kita ketahuiapakah kau masih berbicara selembut dahulu?memintaku minum susu dan tidur yang lelap?sambil membenarkan letak leher kemejaku”
(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangikau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi surammeresapi belaian angin yang menjadi dingin)
“apakah kau masih membelaiku semesra dahuluketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”
(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semuakecuali dalam cinta?”
(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)
“manisku, aku akan jalan terusmembawa kenangan-kenangan dan harapan-harapanbersama hidup yang begitu biru”Di bawah ini ada sebuah puisi Gie yang kita tak tahu judulnya. kiranya ada yang tahu, sila lah berbagi info pada kami.
(Puisi Gie)
ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkahada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di mirazatapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku
bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucuatau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangiada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danangada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra
tapi aku ingin mati di sisimu sayangkusetelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanyatentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu
mari, sini sayangkukalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padakutegakklah ke langit atau awan mendungkita tak pernah menanamkan apa-apa,kita takkan pernah kehilangan apa-apa”