-n_m-
- mig33.com
- mail.yahoo.com
- yahoo.com
- friendster.com
- facebook.com
30/08/09
05/07/09
parasit - gita gutawa
12/06/09
gunung semeru

MAHAMERUSemeru merupakan Gunung Tertinggi se-Jawa. Di gunung ini masih menyimpan banyak misteri yang belum terungkap. Mulai dari Pendaki gunung yang meninggal sampai dengan orang yang hilang dan tidak diketemukan jasadnya setelah beberapa tahun lamanya.Disini pula katanya merupakan tempat bersemayamnya para dewa.mati.Selain itu di sini juga banyak terdapat pemandangan yang indah, mulai dari danau Ranu Kumbolo, bukit yang beraneka ragam sampi letusan dari Gunung Semeru yang masih aktif ini (lebih dikenal dengan sebutan WEDUS GEMBEL).
Rute Lewat Ranupane-LumajangRute Angkutan Dari Surabaya sampai Ranupane - Lumajang* Naik bis kota Surabaya-Malang (turun akhir-terminal Arjosari) tarip untuk Ekonomi Rp.2500 (resmi)* Naik colt dari Arjosari menuju Tumpang (warna colt putih) tarip antara Rp. 1.000 s/d Rp. 1.500 (tawar menawar)* Dari Tumpang kita lanjutkan perjalanan dengan angkutan Hartop (semacam Jip) disana lebih dikenal dengan nama Ranger tarip antara Rp. 8.000 sampai dengan Rp. 15.000 terngantung dari jumlah penumpang (hampir semacam carter angkutan-kapasitas penumpang kurang lebih 20 orang.* Selama perjalanan Tumpang Ranupane biasanya kita ditanya sudah ijin atau belum untuk Pendakian (tujuan) dan lamanya pendakian.Tarip sekitar Rp. 2.000 untuk pelajar dan untuk Umum sekitar Rp. 3.000.* Sampai di Ranupane (tempat perijinan) (Tumpang-Ranupane kuarang lebih memakan waktu 2 Jam).Rute Pendakian Lewat Ranupane-Puncak Semeru* Ranupane-Ranu Kumbolo (Danau) sekitar 3-4 jam.Biasanya pendaki istirahat di tempat ini 1 malam (atau di Ranupane bila kemalaman waktu tiba di Ranupane) (jarak tempuh sekitar 8-9 Km dengan kondisi jalan landai).* Pendakian kemudian dilanjutkan dengan jarak tempuh sekitar 4.5 Km dengan memakan waktu sekitar 4-5 jam perjalanan dengan jalan kaki.(memasuki wilayah Arcapada).* Perjalanan biasanya dilanjutkan lagi pada esok harinya. Perjalanan dari Arcapada menuju Puncak Mahameru sekitar 3-5 jam perjalanan dengan jarak tempuh sekitar 1,5 Km. Perjalanan naik menuju puncak Gunung Semeru sebaiknya dimulai pada pagi dini hari (sekitar pukul 01.00 s/d 03.00), karena bila kita terlalu siang untuk menuju Puncak Utama Mahameru, di kuatirkan gas beracun dari letusan gunung Semeru yang dimana dapat menyebabkan kematian pada orang yang menghirupnya .(biasanya letusan di atas jam 10.00 siang).Apa saja yang perlu dibawa :* daypack atau backpack (no koper / no travel bag).* Sepatu dan Sandal trekking* Raincoat (jas Hujan)* Pakaian Secukupnya di sesuaikan dengan Lama Berpetualang* Obat-obatan pribadi.* Makanan kecil atau snack.* Kamera, handycam, Senter, battery dan Batery charger.* Senter* Sunglasses* Lain-lain sesuai dengan kebutuhan pribadi seperti Alat Mandi.
gunung rinjani


gunung merapi


gunung slamet


Puncak gunung slametGunung Slamet merupakan gunung berapi tertinggi di Jawa Tengah atau tertinggi kedua di Pulau Jawa. Tinggi gunung ini mencapai 3,432 meter. Gunung ini memiliki beberapa kawasan hutan, seperti Hutan Montane, Hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Ericaceous (Hutan Gunung), dan Hutan Dipterokarp Atas.Gunung Slamet termasuk salah satu gunung di Indonesia yang populer dijadikan sebagai tujuan ekspedisi dan pendakian. Pendakian di Gunung Slamet terkenal cukup rumit. Di sepanjang jalur pendakian tidak ada air, kalaupun ada hanya terbatas. Jika pendaki melewati jalur Bambangan, masalah air biasanya dapat teratasi. Selain air, faktor rumitnya pendakian ditandai dengan kabut gunung yang sangat pekat dan berubah-ubah. Meski pendakian ke puncak Gunung Slamet dikenal cukup rumit, namun kondisi ini justru menjadi tantangan yang menarik bagi para pendaki. Semakin tantangannya berat, semakin asyik pula pendakian dilakukan.Di kaki Gunung Slamet terdapat kawasan wisata yang cukup terkenal di Jawa Tengah, yaitu obyek wisata Batu Raden. Obyek wisata ini sangat luas karena di dalamnya juga terdapat beberapa wisata lain yang juga menarik untuk dikunjungi, di antaranya Taman Botani, Curug Gede, Pancuran Pitu, Pancuran Telu, Wana Wisata, Telaga Sunyi, dan Taman Kaloka Widya Mandala.Gunung Slamet terletak di barat laut Kota Purbalingga, dengan jarak sekitar 30 km. Gunung ini terletak di posisi 7°14,30‘ LS dan 109°12,30‘ BT. Keseluruhan kawasan gunung ini masuk ke dalam perbatasan lima kabupaten, yaitu Kabupaten Banyumas, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Purbalingga, di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.Bagi pengunjung atau pendaki yang ingin mencapai puncak Gunung Slamet bisa melakukan pendakian melalui Grumbul Alur Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga. Pengunjung bisa menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua untuk melakukan perjalanan dari Purwokerto hingga sampai di Bambangan. Perjalanan dimulai dari Purwokerto ke arah Purbalingga, dan dilanjutkan ke Bobotsari. Dari Bobotsari kemudian dilanjutkan ke arah Desa Penjangan dengan menggunakan kendaraan truk atau angkutan desa. Desa Penjangan merupakan desa terakhir yang hanya bisa dilalui kendaraan. Perjalanan dilanjutkan menuju Bambangan dengan berjalan kaki selama kurang lebih satu jam. Sesampainya di Bambangan terdapat pos penerangan dan pondok pemuda yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya para pendaki sebelum melakukan pendakian hingga ke puncak gunung. Perjalanan dari Bambangan hingga ke puncak Gunung Slamet dapat ditempuh dalam waktu sekitar 6 jam. Pendaki juga bisa memanfaatkan jasa warga setempat sebagai penunjuk jalan.Di samping jalur standar ini (Bambangan), ada jalur-jalur pendakian lain yang juga bisa ditempuh, yaitu melalui Gunung Malang (Desa Serang) dan Batu Raden. Sepanjang perjalanan dari Gunung Malang hingga ke puncak Gunung Slamet terdapat sejumlah jalur dan pos pemberhentian, yaitu:* Gunung Malang–Pondok Gembiring (1 km)* Pondok Gembiring–Pondok Walang (0,5 km)* Pondok Walang–Pondok Cemara (0,5 km)* Pondok Cemara–Samarantu (1,5 km)* Samarantu–Sampang Rangkah (0,75 km)* Sampang Rangkah–Sampang Ketebon (0,6 km)* Sampang ketebon–Batur (0,9 km)* Batur–Sampang Jampang (0,3 km)* Sampang Jampang–Sampang Kredit (0,6 km)* Sampang Kredit–Plawangan (0,5 km)* Plawangan–Puncak (1 km, melalui Gua Slamet)Di Grumbul Alur Bambangan terdapat tempat istirahat (tepatnya di pos penerangan) bagi pengunjung atau pendaki yang kelelahan dari perjalanan, dan akan melakukan pendakian hingga ke puncak gunung. Di pos penerangan ini juga terdapat sejumlah petugas jaga yang merangkap sebagai pemandu pendakian. Jika para pendaki ingin berkemah di tengah perjalanan, mereka perlu meminta ijin kepada petugas Pesanggrahan Perhutani Serang (Bambangan). Di bagian agak lebih tinggi lagi, terdapat sebuah pondok besar yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk menginap.source :berbagai sumber
10/06/09
lagi sumeng
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aq gy sumeng , jadi gag tau mu nulis pa ???
binuuuunnnnttttttttttttttttttttttttttttt
06/06/09
Gunung Rinjani
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl serta terletak pada lintang 8º25' LS dan 116º28' BT ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas sekitar 41.330 ha dan ini akan diusulkan penambahannya sehingga menjadi 76.000 ha ke arah barat dan timur.
Secara administratif gunung ini berada dalam wilayah tiga kabupaten: Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat.
Daftar isi[sembunyikan] |
[sunting] Topografi

Gunung Rinjani dengan titik tertinggi 3.726 m dpl, mendominasi sebagian besar pemandangan Pulau Lombok bagian utara.
Di sebelah barat kerucut Rinjani terdapat kaldera dengan luas sekitar 3.500 m × 4.800 m, memanjang kearah timur anda barat. Di kaldera ini terdapat Segara Anak (segara= laut, danau) seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230 m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Di Segara Anak banyak terdapat ikan mas dan mujair sehingga sering digunakan untuk memancing. Bagian selatan danau ini disebut dengan Segara Endut.
Di sisi timur kaldera terdapat Gunung Baru (atau Gunung Barujari) yang memiliki kawah berukuran 170m×200 m dengan ketinggian 2.296 - 2376 m dpl. Gunung kecil ini terakhir aktif/meletus sejak tanggal 2 Mei 2009 dan sepanjang Mei, setelah sebelumnya meletus pula tahun 2004.[1][2] Jika letusan tahun 2004 tidak memakan korban jiwa, letusan tahun 2009 ini telah memakan korban jiwa tidak langsung 31 orang, karena banjir bandang pada Kokok (Sungai) Tanggek akibat desakan lava ke Segara Anak.[3] Sebelumnya, Gunung Barujari pernah tercatat meletus pada tahun 1944 (sekaligus pembentukannya), 1966, dan 1994.
Selain Gunung Barujari terdapat pula kawah lain yang pernah meletus,disebut Gunung Rombongan.
[sunting] Pendakian
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini. |
Untuk menuju Gunung Rinjani, pendaki dapat menggunakan bus langsung Jakarta-Mataram dengan menyeberang menggunakan feri dua kali (Selat Bali dan Selat Lombok). Hubungan udara terdapat pula dari Jakarta, Surabaya, dan Denpasar.
Rinjani memiliki panaroma yang bisa dibilang paling bagus di antara gunung-gunung di Indonesia. Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari penduduk lokal, mahasiswa, pecinta alam. Suhu udara rata-rata sekitar 20°C; terendah 12°C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di bulan Agustus. Beruntung akhir Juli ini, angin masih cukup lemah dan cuaca cukup cerah, sehingga pendakian ke puncak bisa dilakukan kapan saja.
Selain puncak, tempat yang sering dikunjungi adalah Segara Anakan, sebuah danau kawah di ketinggian 2.000 mdpl. Untuk mencapai lokasi ini kita bisa mendaki dari desa Senaru atau desa Sembalun Lawang (dua entry point terdekat di ketinggian 500 mdpl dan 1.200 mdpl). Kebanyakan pendaki menyukai start entry dari arah Sembalun, karena bisa menghemat 700m ketinggian. Rute Sembalun agak panjang tetapi datar, dan cuaca lebih panas karena melalui padang savana yang terik (suhu dingin tetapi radiasi matahari langsung membakar kulit). krim penahan panas matahari sangat dianjurkan.
Dari arah Senaru tanjakan tanpa jeda, tetapi cuaca lembut karena melalui hutan. Dari kedua lokasi ini membutuhkan waktu jalan kaki sekitar 9 jam menuju bibir punggungan di ketinggian 2.700 mdpl (tiba di Plawangan Senaru ataupun Plawangan Sembalun). Di tempat ini pemandangan ke arah danau, maupun ke arah luar sangat bagus. Dari Plawangan Senaru (jika naik dari arah Senaru) turun ke danau melalui dinding curam ke ketinggian 2.000 mdpl) yang bisa ditempuh dalam 2 jam. Di danau kita bisa berkemah, mancing (Carper, Mujair) yang banyak sekali. Penduduk Lombok mempunyai tradisi berkunjung ke segara anakan utk berendam di kolam air panas dan mancing.
Untuk mencapai puncak (dari arah danau) harus berjalan kaki mendaki dinding sebelah barat setinggi 700m dan menaiki punggungan setinggi 1.000m yang ditempuh dlm 2 tahap 3 jam dan 4 jam. Tahap pertama menuju Plawangan Sembalun, camp terakhir untuk menunggu pagi hari. Summit attack biasa dilakukan pada jam 3 dinihari untuk mencari momen indah - matahari terbit di puncak Rinjani. Perjalanan menuju Puncak tergolong lumayan; karena meniti di bibir kawah dengan margin safety yang pas-pasan. Medan pasir, batu, tanah. 200 meter ketinggian terakhir harus ditempuh dengan susah payah, karena satu langkah maju diikuti setengah langkah turun (terperosok batuan kerikil). Buat highlander - ini tempat yang paling menantang dan disukai karena beratnya medan terbayar dgn pemandangan alamnya yang indah. Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen-Merapi di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa terlihat jelas saat cuaca bagus di pagi hari. Untuk mendaki Rinjani tidak diperlukan alat bantu, cukup stamina, kesabaran dan "passion".
Keseluruhan perjalanan dapat dicapai dalam program tiga hari dua malam, atau jika hendak melihat dua objek lain: Gua Susu dan gunung Baru Jari (anak gunung Rinjani dengan kawah baru di tengah danau) perlu tambahan waktu dua hari perjalanan. Persiapan logistik sangat diperlukan, tetapi untungnya segala sesuatu bisa diperoleh di desa terdekat. Tenda, sleeping bag, peralatan makan, bahan makanan dan apa saja yang diperlukan (termasuk radio komunikasi) bisa disewa dari homestay-homestay yang menjamur di desa Senaru.
[sunting] Lihat pula
[sunting] Catatan kaki
- ^ Anak Gunung Rinjani Meletus. Kompas. Edisi 2 Mei 2009 daring. Diakses 2 Mei 2009.
- ^ Gunung Baru Jari Masih Semburkan Api. Media Indonesia Daring. Edisi 19-05-2009.
- ^ Anak Gunung Rinjani Semburkan Bola Api. Media Indonesia Daring. Edisi 19-05-2009
[sunting] Pranala luar
Taman Nasional Gunung Rinjani
![]() |
Pada lembah di sebelah barat Gunung Rinjani terdapat Danau Segara Anak (2.008 m. dpl) yang airnya berbau belerang, suhunya berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Luas danau tersebut sekitar 1.100 hektar, kedalaman antara 160 - 230 meter. Di tengah-tengah danau ini muncul gunung baru vulkanik yang masih aktif dan terus berkembang. |
Gunung Rinjani yang merupakan gunung tertinggi ketiga di Indonesia (3.720 m. dpl), menyimpan berbagai misteri salah satu diantaranya yaitu tentang keberadaan Dewi Enjeni. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, Dewi Enjeni adalah Ratu jin penguasa Gunung Rinjani. Mereka meyakini bahwa Dewi Enjeni lahir dari perkawinan manusia Sasak dengan jin, berparas cantik dan masih keturunan Raja Selaparang. Untuk menghormati Dewi Enjeni, masyarakat sering mengadakan upacara religius di Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak, dengan melepaskan ikan-ikan kecil yang terbuat dari emas tipis ke Danau Segara Anak. | ![]() |
Musim kunjungan terbaik: bulan Agustus s/d Desember setiap tahunnya. Cara pencapaian lokasi: |
Kantor : Jl. Erlangga 88, Mataram Nusa Tenggara Barat Telp. (0370) 627764 E-mail: tngr@indo.net.id |
Ditunjuk : Menteri Kehutanan, SK No.448/Kpts-II/90 luas 40.000 hektar
Ditetapkan : Menteri Kehutanan, SK No.280/Kpts-II/1997
Luas : 41.330 hektar
Letak : Kab. Lombok Barat, Lombok Timur dan Lombok Timur, Prop. Nusa Tenggara Barat
Curah hujan Rata-rata : 2.000 mm/tahun
Ketinggian tempat : 550 – 3.726 meter dpl
Letak geografis : 8°18’ - 8°33’ LS, 116°18’ - 116°32’ BT
Profil Taman Nasional Gunung Ciremai
Profil TNGCPETA KAWASAN GUNUNG CIREMAI | ||
| ||
Lihat Link Terkait di bawah ini: |
|
gunung ciremai
Gunung Ceremai
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gunung Ceremai (seringkali secara salah kaprah dinamakan "Ciremai") secara administratif termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yakni Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Posisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut.
Gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 m dpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet.
Kini G. Ceremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ceremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15.000 hektare.
Nama gunung ini berasal dari kata cereme (Phyllanthus acidus, sejenis tumbuhan perdu berbuah kecil dengan rada masam), namun seringkali disebut Ciremai, suatu gejala hiperkorek akibat banyaknya nama tempat di wilayah Pasundan yang menggunakan awalan 'ci-' untuk penamaan tempat.
Daftar isi[sembunyikan] |
[sunting] Vulkanologi dan geologi
Gunung Ceremai termasuk gunungapi Kuarter aktif, tipe A (yakni, gunungapi magmatik yang masih aktif semenjak tahun 1600), dan berbentuk strato. Gunung ini merupakan gunungapi soliter, yang dipisahkan oleh Zona Sesar Cilacap – Kuningan dari kelompok gunungapi Jawa Barat bagian timur (yakni deretan Gunung Galunggung, Gunung Guntur, Gunung Papandayan, Gunung Patuha hingga Gunung Tangkuban Perahu) yang terletak pada Zona Bandung.
Ceremai merupakan gunungapi generasi ketiga. Generasi pertama ialah suatu gunungapi Plistosen yang terletak di sebelah G. Ceremai, sebagai lanjutan vulkanisma Plio-Plistosen di atas batuan Tersier. Vulkanisma generasi kedua adalah Gunung Gegerhalang, yang sebelum runtuh membentuk Kaldera Gegerhalang. Dan vulkanisma generasi ketiga pada kala Holosen berupa G. Ceremai yang tumbuh di sisi utara Kaldera Gegerhalang, yang diperkirakan terjadi pada sekitar 7.000 tahun yang lalu (Situmorang 1991).
Letusan G. Ceremai tercatat sejak 1698 dan terakhir kali terjadi tahun 1937 dengan selang waktu istirahat terpendek 3 tahun dan terpanjang 112 tahun. Tiga letusan 1772, 1775 dan 1805 terjadi di kawah pusat tetapi tidak menimbulkan kerusakan yang berarti. Letusan uap belerang serta tembusan fumarola baru di dinding kawah pusat terjadi tahun 1917 dan 1924. Pada 24 Juni 1937 – 7 Januari 1938 terjadi letusan freatik di kawah pusat dan celah radial. Sebaran abu mencapai daerah seluas 52,500 km bujursangkar (Kusumadinata, 1971). Pada tahun 1947, 1955 dan 1973 terjadi gempa tektonik yang melanda daerah baratdaya G. Ciremai, yang diduga berkaitan dengan struktur sesar berarah tenggara – barat laut. Kejadian gempa yang merusak sejumlah bangunan di daerah Maja dan Talaga sebelah barat G. Ceremai terjadi tahun 1990 dan tahun 2001. Getarannya terasa hingga Desa Cilimus di timur G. Ceremai.
[sunting] Jalur pendakian
Puncak gunung Ceremai dapat dicapai melalui banyak jalur pendakian. Akan tetapi yang populer dan mudah diakses adalah melalui Desa Palutungan dan Desa Linggarjati di Kab. Kuningan, dan Desa Apuy di Kab. Majalengka. Satu lagi jalur pendakian yang jarang digunakan ialah melalui Desa Padabeunghar di perbatasan Kuningan dengan Majalengka di utara. Di kota Kuningan terdapat kelompok pecinta alam "Akar (Aktivitas Anak Rimba)" yang dapat membantu menyediakan berbagai informasi dan pemanduan mengenai pendakian Gunung Ceremai.
[sunting] Keanekaragaman hayati
[sunting] Vegetasi
Hutan-hutan yang masih alami di Gunung Ceremai tinggal lagi di bagian atas. Di sebelah bawah, terutama di wilayah yang pada masa lalu dikelola sebagai kawasan hutan produksi Perum Perhutani, hutan-hutan ini telah diubah menjadi hutan pinus (Pinus merkusii), atau semak belukar, yang terbentuk akibat kebakaran berulang-ulang dan penggembalaan. Kini, sebagian besar hutan-hutan di bawah ketinggian … m dpl. dikelola dalam bentuk wanatani (agroforest) oleh masyarakat setempat.
Sebagaimana lazimnya di pegunungan di Jawa, semakin seseorang mendaki ke atas di Gunung Ciremai ini dijumpai berturut-turut tipe-tipe hutan pegunungan bawah (submontane forest), hutan pegunungan atas (montane forest) dan hutan subalpin (subalpine forest), dan kemudian wilayah-wilayah terbuka tak berpohon di sekitar puncak dan kawah.
Lebih jauh, berdasarkan keadaan iklim mikronya, LIPI (2001) membedakan lingkungan Ciremai atas dataran tinggi basah dan dataran tinggi kering. Sebagai contoh, hutan di wilayah Resort Cigugur (jalur Palutungan, bagian selatan gunung) termasuk beriklim mikro basah, dan di Resort Setianegara (sebelah utara jalur Linggarjati) beriklim mikro kering.
Secara umum, jalur-jalur pendakian Palutungan (di bagian selatan Gunung Ciremai), Apuy (barat), dan Linggarjati (timur) berturut-turut dari bawah ke atas akan melalui lahan-lahan pemukiman, ladang dan kebun milik penduduk, hutan tanaman pinus bercampur dengan ladang garapan dalam wilayah hutan (tumpangsari), dan terakhir hutan hujan pegunungan. Sedangkan di jalur Padabeunghar (utara) vegetasi itu ditambah dengan semak belukar yang berasosiasi dengan padang ilalang. Pada keempat jalur pendakian, hutan hujan pegunungannya dapat dibedakan lagi atas tiga tipe yaitu hutan pegunungan bawah, hutan pegunungan atas dan vegetasi subalpin di sekitar kawah. Kecuali vegetasi subalpin yang diduga telah terganggu oleh kebakaran, hutan-hutan hujan pegunungan ini kondisinya masih relatif utuh, hijau dan menampakkan stratifikasi tajuk yang cukup jelas.
[sunting] Margasatwa
Keanekaragaman satwa di Ceremai cukup tinggi. Penelitian kelompok pecinta alam Lawalata IPB di bulan April 2005 mendapatkan 12 spesies amfibia (kodok dan katak), berbagai jenis reptil seperti bunglon, cecak, kadal dan ular, lebih dari 95 spesies burung, dan lebih dari 20 spesies mamalia.
Beberapa jenis satwa itu, di antaranya:
-
- Bangkong bertanduk (Megophrys montana)
- Percil Jawa (Microhyla achatina)
- Kongkang Jangkrik (Rana nicobariensis)
- Kongkang kolam (Rana chalconota)
- Katak-pohon Emas (Philautus aurifasciatus)
-
- Bunglon Hutan (Gonocephalus chamaeleontinus)
- Cecak Batu (Cyrtodactylus sp.)
-
- Elang Hitam (Ictinaetus malayensis)
- Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus)
- Elang Jawa (Spizaetus bartelsi)
- Puyuh-gonggong Jawa (Arborophila javanica)
- Walet Gunung (Collocalia vulcanorum) [masih perlu dikonfirmasi]
- Takur Bultok (Megalaima lineata)
- Takur Tulung-tumpuk (Megalaima javensis)
- Berencet Kerdil (Pnoepyga pusilla)
- Anis Gunung (Turdus poliochepalus)
- Tesia Jawa (Tesia superciliaris)
- Ceret Gunung (Cettia vulcania)
- Kipasan Ekor-merah (Rhipidura phoenicura)
- Burung-madu Gunung (Aethopyga eximia)
- Burung-madu Jawa (Aethopyga mystacalis)
- Kacamata Gunung (Zosterops montanus)
-
- Tenggiling (Manis javanica)
- Tupai kekes (Tupaia javanica)
- Kukang (Nycticebus coucang)
- Lutung Surili (Presbytis comata)
- Lutung Budeng (Trachypithecus auratus)
- Ajag (Cuon alpinus)
- Teledu Sigung (Mydaus javanensis)
- Kucing Hutan (Prionailurus bengalensis)
- Macan Tutul (Panthera pardus)
- Kancil (Tragulus javanicus)
- Kijang (Muntiacus muntjak)
- Jelarang Hitam (Ratufa bicolor)
- Landak Jawa (Hystrix javanica)
05/06/09
TAWURAN UKI VS YAI
Pihak kepolisian Jakarta menemukan senjata api, ketika melakukan penyisiran (sweeping) di kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI) dan kampus YAI, keduanya di Jalan Diponogoro, Jakarta, beberapa saat setelah terjadi tawuran oleh kedua kelompok mahasiswa.
Pejabat Kepolisian setempat, Kamis, mengemukakan, penyisiran dilakukan ke dalam kampus yang kebetulan hanya bersebelahan persil.
Dalam sweeping tersebut petugas menyita sejumlah senjata, termasuk di antaranya senjata api rakitan yang ditengarai akan digunakan lagi untuk aksi tawuran lanjutan.
Senjata api tersebut ditemukan petugas saat penyisiran ke seluruh ruangan serta halaman kampus, selain penemuan narkoba berjenis ganja serta alat penghisap shabu-shabu yang kemudian diamankan Polisi sebagai barang bukti.
Dari sweeping di kampus UKI, empat mahasiswa setempat yang kedapatan tengah berpesta minuman keras juga turut diamankan. Sementara dalam sweeping yang berlangsung di kampus YAI, petugas menyita beberapa batang bambu, botol dan kelereng.
Kapolres Jakarta Pusat, Komisaris Besar Polisi Ike Edwin mengatakan, barang bukti yang diamankan merupakan senjata yang digunakan saat aksi tawuran Selasa lalu.
Seluruh barang bukti yang ditemukan itu, kini diamankan di Mapolres Jakarta Pusat, bersamaan dengan keempat mahasiswa UKI yang tertangkap basah tengah berpesta miras.
Dalam insiden yang selalu berulang-ulang itu, polisi belum menetapkan siapa saja tersangka yang terlibat dalam aksi perkelahian massal itu03/06/09
my first journey





01/06/09
Volunteer
"Pecinta Alam identik dengan pelestarian alam, tapi nyatanya? justru bertolak belakang...!!!"
Saat ini keberadaan klub Pecinta alam tumbuh subur di bumi pertiwi ini, seperti jamur dimusim hujan. Dengan kondisi alam yang begitu mendukung kegiatan tersebut. Sebuah usaha positif dalam menyalurkan kegiatan tersebut. Namun terbersit ke khawatiran dengan banyaknya klub/kelompok pecinta alam tersebut. Apalagi bila ke hadiran klub-klub ini tidak diiringi misi dan visi yang jelas dalam organisasinya. Lihat saja gunung-gunung di Indonesia, contohnya Gede-Pangrango. Begitu kotor dan penuh dengan sampah...! Mereka yang menamakan dirinya pecinta alam seharusnya menjadi ujung tombak dalam pelestarian alam ini bukan justru sebaliknya. Makna pecinta alam dewasa ini sudah jauh dari makna yang sebenarnya.
Pecinta Alam bukanlah mereka yang yang telah menggapai atap-atap dunia, bukan mereka yang berhasil melakukan expedisi yang berbahaya, bukan pula mereka yang ahli dalam mendaki. Tapi mereka adalah orang-orang yang mau menjaga kebersihan lingkungan dimana mereka berada.Sudah banyak manusia-manusia yang telah menggapai atap-atap dunia, tapi hanya segelintir orang yang benar-benar sebagai pecinta alam.
Semoga kita termasuk segelintir orang yang peduli dengan alam.
Arti dan makna
Volunteer di TNGP (Taman Nasional Gede-Pangrango)
Panthera
Pondok Halimun - Sukabumi
GPO (Gede-Pangrango Operation)
Gn. Putri, Cipanas- Cianjur
Montana
Anggota
Cibodas - Cianjur
Eagle
Cianjur
Ever Green
Cianjur
Kegiatan
Sukarelawan
Sukarelawan???
Dinamakan sukarelawan atau volunteer karena wadah ini terbentuk bukan untuk mencari keuntungan materi ataupun mendapatkan sanjungan dengan mengatas-namakan bendera Pecinta Alam, LSM dll, tapi didasari rasa peduli dan keinginan untuk menjaga dan ada rasa turut memiliki serta kecintaan terhadap alam serta lingkungan yang begitu indah dan kaya akan keaneka-ragaman hayati yang menjadikan harta yang tak ternilai ini tanpa imbalan atau balas jasa, hanya tergugah oleh bisikan hati nuraninya.
Dari kesadaran itulah maka muncul ide dari sekelompok pemuda untuk turut serta secara nyata menyumbangkan baktinya menjaga agar alam yang sangat berharga itu tetap lestari. Maka dimulailah proses terbentuknya Sukarelawan / Volunteer di Taman Nasional, khususnya dikawasan Taman Nasional Gede-Pangrango (TNGP).Mungkin dalam proses pembentukannya banyak menghadapi kendala-kendala yang sedikit banyak mempengaruhi kinerja, serta mengalami perubahan dan pergeseran visi serta misi seiring dengan perkembangan jaman.:: Back To Top ::
Panthera
Tahun 1991, berdirilah wadah Sukarelawan PANTHERA di Gerbang Selabintana Sukabumi, yang menjadi awal mulanya volunteer di Taman Nasional Gede-Pangrango (TNGP). Setelah itu maka bermunculan organisasi-organisasi sukrelawan di kawasan TNGP ini sesuai dengan pintu masuk ke kawasan ini.
:: Back To Top ::
GPO (Gede-Pangrango Operation)
Tak lama setelah Panthera terbentuk, maka satu tahun kemudian lahirlah sukarelawan GPO (Gede-Pangrango Operation) di Gerbang Gunung Putri pada tahun 1992, yang akan menjadi saudara tua sukarelawan Montana.
:: Back To Top ::
Montana
Dalam rangka merealisasikan peran serta generasi muda dan masyarakat luas pada umumnya, maka dianggap perlu untuk membentuk suatu wadah bagi mereka yang merasa peduli terhadap konservasi sumber daya alam.Karena hal tersebut maka terbentuklah Organisasi Sukarelawan Montana pada tanggal 31 Januari 1993 di Resort Cibodas, Taman Nasional Gunung Gede - Gunung Pangrango. Nama Montana sendiri diambil dari salah satu zona vegetasi yang terdapat di Taman Nasional ini, yaitu Sub Montana, Montana, dan Sub Alpin.Montana adalah wadah bagi para anggotanya untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan serta sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan.Dalam salah satu kegiatannya, Montana bertujuan untuk ikut serta secara aktif membantu kelancaran tugas dan fungsi Jagawa (Penjaga Hutan) serta staff kantor Taman Nasional Gunung Gede - Pangrango. Ruang kerja Sukarelawan Montana sehari-hari pada resort Cibodas, seperti : Penyuluhan pengunjung, Operasi Bersih, Patroli rutin, dan evakuasi penyelamatan pengunjung. Sementara untuk ruang kerja dengan staff kantor Taman Nasional Gunung Gede Pangrango lebih banyak ditangani bersama dalam wadah Sekretariat Bersama Sukarelawan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.Keanggotaan Sukarelawan Montana terdiri dari berbagai wilayah, seperti : Cianjur, Cianjur, Bogor, Bandung, jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Juga terdiri dari latar belakang yang berbeda-beda, baik itu Sarjana, Mahasiswa, Pelajar, Pekerja, ataupun pengangguran. Keheterogenan ini yang mendukung setiap gerak dan langkah Montana. Seperti halnya tentang zona vegetasi Montana yang sangat heterogen dengan kekayaan flora dan fauna yang yang beraneka ragam.Montana adalah organisasi sukarelawan yang berusaha mendukung program-program pemerintah dalam pelestarian sumberdaya alam. Khususnya mendukung program dan misi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
:: Back To Top ::
Kegiatan
Adapun tugas dan kewajiban dari sukarelawan di kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango adalah Selain kegiatan rutin berupa check packing / pemeriksaan barang bawaan , pengarahan kepada para pengunjung/wisatawan dan pendaki, mengadakan patroli tapal batas bersama Jagawana, operasi bersih.Kegiatan sukarelawan lainya adalah, mengadakan pelatihan pemanduan, pelatihan keterampuilan anggota-anggotanya berupa tali-temali, P3K, navigasi, SAR, evakuasi. Mengumpulkan data-data flora dan fauna di TNGP, Konservasi kawasan, serta kegiatan sosial kemasyarakatan, dan lain.lain.
Pelatihan untuk para anggotanya dalam ranggka meningkatkan SDM.
Mengadakan kampanye dan penyuluhan terhadap masyarakat tentang lingkungan.
Melakukan kegiatan Patroli tapal batas bersama Jagawana TNGP
Mendiskusikan agenda kegiatan yang dilakukan
:
Anggota Montana
Nama Anggota
Nama Lengkap
Keterangan
Alamat
1
Mt.001.1993.Pendiri
Dzikron
* Mantan Ketua
Jakarta
2
Mt.002.1993.Pendiri
Asep Sa'adullah
Cipanas
3
Mt.003.1993.Pendiri
Achmad Zaini Takbir
Cianjur
4
Mt.004.1993.
Sarifudin Syarif
Cipanas
5
Mt.005.1993.
Rosyati
Cipanas
6
Mt.006.1993.
Rini Susanti
Cianjur
7
Mt.007.1993.Pendiri
Lukman Hakim
Cipanas
8
Mt.008.1993.Pendiri
Apip Zaelani
Cipanas
9
Mt.009.1993.
Rita
Cipanas
10
Mt.010.1993..
Artahadi
Cipanas
11
Mt.012.1994.
Yochke
Cipanas
12
Mt.013.1994.
Asep Supriatna
Cipanas
13
Mt.014.1994.
Ramdhan Gunawan
Cipanas
14
Mt.015.1994.
Wahyu Kenken Suhendar
Cipanas
15
Mt.016.1994.
H. Arief Syarifudin
Cipanas
16
Mt.017.1994.
Roedy Atep Tendean
Cipanas
17
Mt.018.1994.
Herry Suparman
Cipanas
18
Mt.019.1994.
D. Syamsudin
Cipanas
19
Mt.020.1994.
Dian Hadian
Cipanas
20
Mt.021.1994.
Yuan Bennito
* Mantan Ketua
Cipanas
21
Mt.022.1996.
Andri Kusumah.K
Cipanas
22
Mt.023.1996.
Dayat Hidayat
Ketua tahun 2006
Cipanas
23
Mt.024.1996.
Eva Lativa
Jakarta
24
Mt.025.1996.
Herry Trijoko
Semarang
25
Mt.026.1996.
Nano Putra Mardini S
* Mantan Ketua
Cianjur
26
Mt.027.1996.
Syaiful Al Azhar
Jakarta
27
Mt.028.1998.
Aji Erdi Iskandar
Tanggerang
28
Mt.029.1998.
Erdi Aprianto
Jakarta
29
Mt.030.1998.
Firdaus Abadi
Jakarta
30
Mt.031.1998.
M. Jio Jimmy
Jakarta
31
Mt.032.1998.
Taufik Irawan
Jakarta
32
Mt.033.1998.
Tri Agung
Jakarta
33
Mt.034.1998.
Ageng Priyanto
Jakarta
34
Mt.035.1998.
Ayi Ma'mun
Cipanas
35
Mt.036.1998.
Betty Rovina Nasrun
Cipanas
36
Mt.037.1998.
Dinny Masyita
Jakarta
37
Mt.038.1998.
Dang Ruslan
* Mantan Ketua
Cipanas
38
Mt.039.1998.
Eko Lesmana
Jakarta
39
Mt.040.1998.
Iwan Ridwanudin
Cipanas
40
Mt.041.1998.
Jimmy
Jakarta
41
Mt.042.1998.
Rahmat Santoso
Jakarta
42
Mt.043.1998.
Suhendra
Cipanas
43
Mt.044.1998.
Siti Nuraeni
* Mantan Ketua
Bandung
44
Mt.045.1998.
Wendy Hartono
Cipanas
45
Mt.046.2000.Kabut Hujan
Asep Nurjat
Cipanas
46
Mt.047.2000.Kabut Hujan
Budi Mulyana
Bogor
47
Mt.048.2000.Kabut Hujan
Epik
Cipanas
48
Mt.049.2000.Kabut Hujan
Ridwan Zaenudin
Cipanas
49
Mt.050.2000.Kabut Hujan
Rahadian Ahmad Firdaus
* Mantan Ketua 2004
Cianjur
50
Mt.051.2000.Kabut Hujan
Yudi Ismail
Cipanas
51
Mt.052.2000.Kabut Hujan
M. Yudo Rezin
Jakarta
52
Mt.053.2002.
Herman Feroliansyah
Jakarta
53
Mt.054.2002.
Kemi Irdian
Bogor
54
Mt.055.2002.
Dang Lili Jajuli
Cipanas
55
Mt.056.2003.Tapak Geger
Denny
Jakarta
56
Mt.057.2003.Tapak Geger
Zull Isnaedi
Cianjur
57
Mt.058.2003.Tapak Geger
Guman Banyu Budiman
Cianjur
58
Mt.059.2003.Tapak Geger
Budi Salut
Jakarta
59
Mt.060.2003.Tapak Geger
Ari Nugroho
Jakarta
60
Mt.061.2003.Tapak Geger
Johny Waluyo
Cipanas
61
Mt.062.2003.Tapak Geger
Ujang Supriyatna
Cipanas
62
Mt.063.2003.Tapak Geger
Dody Supriyadi
Bekasi
63
Mt.064.2003.Tapak Geger
Juanda
Cipanas
64
Mt.065.2003.Tapak Geger
Wahyu Dwi Priyono
Jakarta
:: Back To Top ::
29/05/09
TNGP


Taman NasionalGunung Gede Pangrango
Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama
kalinya diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Keadaan alamnya yang khas dan
unik, menjadikan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango sebagai salah satu
laboratorium alam yang menarik minat para peneliti sejak lama.
Tercatat pada
tahun 1819, C.G.C. Reinwardt sebagai orang yang pertama yang mendaki Gunung
Gede, kemudian disusul oleh F.W. Junghuhn (1839-1861), J.E. Teysmann (1839),
A.R. Wallace (1861), S.H. Koorders (1890), M. Treub (1891), W.M. van Leeuen
(1911); dan C.G.G.J. van Steenis (1920-1952) telah membuat koleksi tumbuhan
sebagai dasar penyusunan buku “THE MOUNTAIN FLORA OF JAVA” yang diterbitkan
tahun 1972.
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memiliki keanekaragaman
ekosistem yang terdiri dari ekosistem sub-montana, montana, sub-alpin, danau,
rawa, dan savana.
Ekosistem sub-montana dicirikan oleh banyaknya
pohon-pohon yang besar dan tinggi seperti jamuju (Dacrycarpus imbricatus), dan
puspa (Schima walliichii). Sedangkan ekosistem sub-alphin dicirikan oleh adanya
dataran yang ditumbuhi rumput Isachne pangerangensis, bunga eidelweis (Anaphalis
javanica), violet (Viola pilosa), dan cantigi (Vaccinium varingiaefolium).
Satwa primata yang terancam punah dan terdapat di Taman Nasional Gunung
Gede-Pangrango yaitu owa (Hylobates moloch), surili (Presbytis comata comata),
dan lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus); dan satwa langka lainnya
seperti macan tutul (Panthera pardus melas), landak Jawa (Hystrix brachyura
brachyura), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), dan musang tenggorokan kuning
(Martes flavigula).
Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango terkenal kaya akan
berbagai jenis burung yaitu sebanyak 251 jenis dari 450 jenis yang terdapat di
Pulau Jawa. Beberapa jenis diantaranya burung langka yaitu elang Jawa (Spizaetus
bartelsi) dan burung hantu (Otus angelinae).
Taman Nasional Gunung
Gede-Pangrango ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfir pada tahun 1977, dan
sebagai Sister Park dengan Taman Negara di Malaysia pada tahun
1995.
Sejarah dan legenda yang merupakan kepercayaan
masyarakat setempat yaitu tentang keberadaan Eyang Suryakencana dan Prabu
Siliwangi di Gunung Gede. Masyarakat percaya bahwa roh Eyang Suryakencana dan
Prabu Siliwangi akan tetap menjaga Gunung Gede agar tidak meletus. Pada saat
tertentu, banyak orang yang masuk ke goa-goa sekitar Gunung Gede untuk semedhi/
bertapa maupun melakukan upacara religius.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik
untuk dikunjungi :Telaga Biru. Danau kecil berukuran lima hektar (1.575 meter
dpl.) terletak 1,5 km dari pintu masuk Cibodas. Danau ini selalu tampak biru
diterpa sinar matahari, karena ditutupi oleh ganggang biru.Air terjun Cibeureum.
Air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 50 meter terletak sekitar 2,8 km
dari Cibodas. Di sekitar air terjun tersebut dapat melihat sejenis lumut merah
yang endemik di Jawa Barat.Air Panas. Terletak sekitar 5,3 km atau 2 jam
perjalanan dari Cibodas.Kandang Batu dan Kandang Badak. Untuk kegiatan berkemah
dan pengamatan tumbuhan/satwa. Berada pada ketinggian 2.220 m. dpl dengan jarak
7,8 km atau 3,5 jam perjalanan dari Cibodas.Puncak dan Kawah Gunung Gede.
Panorama berupa pemandangan matahari terbenam/terbit, hamparan kota
Cianjur-Sukabumi-Bogor terlihat dengan jelas, atraksi geologi yang menarik dan
pengamatan tumbuhan khas sekitar kawah. Di puncak ini terdapat tiga kawah yang
masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah Lanang, Ratu dan Wadon. Berada pada
ketinggian 2.958 m. dpl dengan jarak 9,7 km atau 5 jam perjalanan dari
Cibodas.Alun-alun Suryakencana. Dataran seluas 50 hektar yang ditutupi hamparan
bunga edelweiss. Berada pada ketinggian 2.750 m. dpl dengan jarak 11,8 km atau 6
jam perjalanan dari Cibodas.Gunung Putri dan Selabintana. Berkemah dengan
kapasitas 100-150 orang.
Musim kunjungan terbaik: bulan Juni s/d
September.
Cara pencapaian lokasi: Jakarta-Bogor-Cibodas dengan waktu sekitar
2,5 jam (± 100 km) menggunakan mobil, atau Bandung-Cipanas-Cibodas dengan waktu
2 jam (± 89 km), dan Bogor-Selabintana dengan waktu 2 jam (52
km).
Kantor : Jl. Raya Cibodas PO Box 3 SindanglayaCipanas 43253,
Cianjur, Jawa BaratTelp. (0263) 512776; Fax. (0263) 519415E-mail :
tngp@cianjur.wasantara.net.id
Dinyatakan Menteri Pertanian, tahun 1980
seluas 15.000 hektarDitunjuk ----Ditetapkan ----Letak Kab. Bogor, Kab. Cianjur
dan Kab. Sukabumi, Provinsi Jawa Barat
Temperatur udara 5° - 28° CCurah
hujan Rata-rata 3.600 mm/tahunKetinggian tempat 1.000 - 3.000 m. dplLetak
geografis 6°41’ - 6°51’ LS, 106°50’ - 107°02’ BT