-n_m-

  • mig33.com
  • mail.yahoo.com
  • yahoo.com
  • friendster.com
  • facebook.com

30/08/09

mohon maaf

maafin iia semua sala guw baik yam gag sengaja ato gag...

minal aidin walfaidzin ...

05/07/09

parasit - gita gutawa

Petir membangunkankuDari mimpi burukkuSelama ini ku hanya terperangkapDalam Medan MagnetmuBaru kusadarikau seperti parasitMinta ini ituKau minta padaku dengan semaumuCukup sudah ku kini mulai gerahKu perlu oksigenUntuk aku bernafasTanpamuReff:Pergi kau ke ujung duniaDehidrasi di gurun SaharaHilang di segitiga bermudaPergi kau keluar angkasaHiportermia di kutub utaraHilang di samudra AntartikaDan jangan kembaliParasit Parasit Parasit ParasitKau memang parasitParasit Parasit Parasit ParasitMulanya malu-maluLalu jadi benaluMinta ini ituKau minta padaku dengan semaumuCukup sudahKu mulai naik darahKu seperti bom atomYang siap meledak karenamuBack to ReffParasit Parasit ParasitKau memang parasitMinta dibayarinMinta ditraktirinMinta dianggarinMinta dijemputinMinta ditelponinMinta di sms-inMinta dibeliinDasar kauparasit Ah...

12/06/09

gunung semeru


Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki tipe ekosistem sub-montana, montana dan sub-alphin dengan pohon-pohon yang besar dan berusia ratusan tahun.Beberapa jenis tumbuhan yang terdapat di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru antara lain jamuju (Dacrycarpus imbricatus), cemara gunung (Casuarina sp.), eidelweis (Anaphalis javanica), berbagai jenis anggrek dan jenis rumput langka (Styphelia pungieus).Terdapat sekitar 137 jenis burung, 22 jenis mamalia dan 4 jenis reptilia di taman nasional iniSatwa langka dan dilindungi yang terdapat di taman nasional ini antara lain luwak (Pardofelis marmorata), rusa (Cervus timorensis ), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), kijang (Muntiacus muntjak ), ayam hutan merah (Gallus gallus), macan tutul (Panthera pardus ), ajag (Cuon alpinus ); dan berbagai jenis burung seperti alap-alap burung (Accipiter virgatus ), rangkong (Buceros rhinoceros silvestris), elang ular bido (Spilornis cheela bido), srigunting hitam (Dicrurus macrocercus), elang bondol (Haliastur indus), dan belibis yang hidup di Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo.Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa laut pasir seluas 5.250 hektar, yang berada pada ketinggian ± 2.100 meter dari permukaan laut.Di laut pasir ditemukan tujuh buah pusat letusan dalam dua jalur yang silang-menyilang yaitu dari timur-barat dan timur laut-barat daya. Dari timur laut-barat daya inilah muncul Gunung Bromo yang termasuk gunung api aktif yang sewaktu-waktu dapat mengeluarkan asap letusan dan mengancam kehidupan manusia di sekitarnya (± 3.500 jiwa).Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.Suku Tengger yang berada di sekitar taman nasional merupakan suku asli yang beragama Hindu. Menurut legenda, asal-usul suku tersebut dari Kerajaan Majapahit yang mengasingkan diri. Uniknya, melihat penduduk di sekitar (Su-ku Tengger) tampak tidak ada rasa ketakutan walaupun menge-tahui Gunung Bromo itu berbaha-ya, termasuk juga wisatawan yang banyak mengunjungi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada saat Upacara Kasodo. Upacara Kasodo diselenggarakan setiap tahun (Desember/Januari) pada bulan purnama. Melalui upacara tersebut, masyarakat Suku Tengger memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dengan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo, sementara masyarakat Tengger lainnya harus menuruni tebing kawah dan meraih untuk menangkap sesaji yang dilemparkan ke dalam kawah, sebagai perlambang berkah dari Yang Maha Kuasa.Perebutan sesaji tersebut merupakan atraksi yang sangat menarik dan menantang sekaligus mengerikan. Sebab tidak jarang diantara mereka jatuh ke dalam kawah.
MAHAMERUSemeru merupakan Gunung Tertinggi se-Jawa. Di gunung ini masih menyimpan banyak misteri yang belum terungkap. Mulai dari Pendaki gunung yang meninggal sampai dengan orang yang hilang dan tidak diketemukan jasadnya setelah beberapa tahun lamanya.Disini pula katanya merupakan tempat bersemayamnya para dewa.mati.Selain itu di sini juga banyak terdapat pemandangan yang indah, mulai dari danau Ranu Kumbolo, bukit yang beraneka ragam sampi letusan dari Gunung Semeru yang masih aktif ini (lebih dikenal dengan sebutan WEDUS GEMBEL).
Rute Lewat Ranupane-LumajangRute Angkutan Dari Surabaya sampai Ranupane - Lumajang* Naik bis kota Surabaya-Malang (turun akhir-terminal Arjosari) tarip untuk Ekonomi Rp.2500 (resmi)* Naik colt dari Arjosari menuju Tumpang (warna colt putih) tarip antara Rp. 1.000 s/d Rp. 1.500 (tawar menawar)* Dari Tumpang kita lanjutkan perjalanan dengan angkutan Hartop (semacam Jip) disana lebih dikenal dengan nama Ranger tarip antara Rp. 8.000 sampai dengan Rp. 15.000 terngantung dari jumlah penumpang (hampir semacam carter angkutan-kapasitas penumpang kurang lebih 20 orang.* Selama perjalanan Tumpang Ranupane biasanya kita ditanya sudah ijin atau belum untuk Pendakian (tujuan) dan lamanya pendakian.Tarip sekitar Rp. 2.000 untuk pelajar dan untuk Umum sekitar Rp. 3.000.* Sampai di Ranupane (tempat perijinan) (Tumpang-Ranupane kuarang lebih memakan waktu 2 Jam).Rute Pendakian Lewat Ranupane-Puncak Semeru* Ranupane-Ranu Kumbolo (Danau) sekitar 3-4 jam.Biasanya pendaki istirahat di tempat ini 1 malam (atau di Ranupane bila kemalaman waktu tiba di Ranupane) (jarak tempuh sekitar 8-9 Km dengan kondisi jalan landai).* Pendakian kemudian dilanjutkan dengan jarak tempuh sekitar 4.5 Km dengan memakan waktu sekitar 4-5 jam perjalanan dengan jalan kaki.(memasuki wilayah Arcapada).* Perjalanan biasanya dilanjutkan lagi pada esok harinya. Perjalanan dari Arcapada menuju Puncak Mahameru sekitar 3-5 jam perjalanan dengan jarak tempuh sekitar 1,5 Km. Perjalanan naik menuju puncak Gunung Semeru sebaiknya dimulai pada pagi dini hari (sekitar pukul 01.00 s/d 03.00), karena bila kita terlalu siang untuk menuju Puncak Utama Mahameru, di kuatirkan gas beracun dari letusan gunung Semeru yang dimana dapat menyebabkan kematian pada orang yang menghirupnya .(biasanya letusan di atas jam 10.00 siang).Apa saja yang perlu dibawa :* daypack atau backpack (no koper / no travel bag).* Sepatu dan Sandal trekking* Raincoat (jas Hujan)* Pakaian Secukupnya di sesuaikan dengan Lama Berpetualang* Obat-obatan pribadi.* Makanan kecil atau snack.* Kamera, handycam, Senter, battery dan Batery charger.* Senter* Sunglasses* Lain-lain sesuai dengan kebutuhan pribadi seperti Alat Mandi.

gunung rinjani




Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut (dpl), merupakan gunung api dengan panorama yang indah dan memiliki danau kaldera langka.keindahan dan keterkenalan Danau Segaraanak yang merupakan kaldera Gunung Rinjani sudah merebak hingga mancanegara.Banyak wisatawan dalam negeri dan mancanegara yang rela mendaki Gunung Rinjani hanya semata-mata ingin menyaksikan sendiri keindahan serta keajaiban danau kaldera Segaraanak.nampaknya fakta tersebut menyadarkan berbagai pihak untuk tidak tinggal diam, kemudian muncul kesadaran untuk mengelola kegiatan pendakian Gunung Rinjani yang merupakan gunung tertinggi kedua di Indonesia setelah Gunung Kerinci setinggi 3.805 meter dpl.Saat ini berbagai organsisasi pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) seperti Pemprov NTB, dinas pertambangan dan energi serta dinas kebudayaan dan pariwisata bersinergi di bawah satu forum yang dikenal dengan nama Badan Pembina Trekking Rinjani (BPTR).Hasilnya cukup menggembirakan Gunung Rinjani mendapat dua penghargaan tingkat dunia yaitu Word Legacy Award dari Conservation International dan National Geographic Traveler 2004 untuk kategori Destination Stewardship dan Tourism for Tomorrow Award dari Word Travel and Tourism Council tahun 2007.Prestasi yang telah diraih BPTR yang melibatkan masyarakat lokal dan kepentingan yang lebih besar dalam hal konservasi lingkungan gunung berapi serta potensi ilmu pengetahuan geologi atau vulkanologi yang dimiliki Gunung Rinjani.Dari semua itu yang membawa Gunung Rinjani sebagai kandidat Geopark untuk diusulkan ke badan PBB yang membawahi bidang pendidikan, kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan (Unesco).Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan pegunungan rendah hingga pegunungan tinggi dan savana di Nusa Tenggara.Potensi tumbuhan yang terdapat di Taman Nasional Gunung Rinjani antara lain jelutung (Laportea stimulans), dedurenan (Aglaia argentea), bayur (Pterospermum javanicum), beringin (Ficus benjamina), jambu-jambuan (Syzygium sp.), keruing (Dipterocarpus hasseltii), rerau (D. imbricatus), eidelweis (Anaphalis javanica), dan 2 jenis anggrek endemik yaitu Perisstylus rintjaniensis dan P. lombokensis.Selain terdapat satu jenis mamalia endemik yaitu musang rinjani (Paradoxurus hemaproditus rinjanicus), juga terdapat kijang (Muntiacus muntjak nainggolani), lutung budeng (Trachypithecus auratus kohlbruggei), trenggiling (Manis javanica), burung cikukua tanduk (Philemon buceroides neglectus), dawah hutan (Ducula lacernulata sasakensis), kepudang kuduk hitam (Oriolus chinensis broderipii), dan beberapa jenis reptilia. Pada lembah di sebelah barat Gunung Rinjani terdapat Danau Segara Anak (2.008 m. dpl) yang airnya berbau belerang, suhunya berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Luas danau tersebut sekitar 1.100 hektar, kedalaman antara 160 - 230 meter. Di tengah-tengah danau ini muncul gunung baru vulkanik yang masih aktif dan terus berkembang.Gunung Rinjani yang merupakan gunung tertinggi ketiga di Indonesia (3.720 m. dpl), menyimpan berbagai misteri salah satu diantaranya yaitu tentang keberadaan Dewi Enjeni. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, Dewi Enjeni adalah Ratu jin penguasa Gunung Rinjani. Mereka meyakini bahwa Dewi Enjeni lahir dari perkawinan manusia Sasak dengan jin, berparas cantik dan masih keturunan Raja Selaparang. Untuk menghormati Dewi Enjeni, masyarakat sering mengadakan upacara religius di Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak, dengan melepaskan ikan-ikan kecil yang terbuat dari emas tipis ke Danau Segara Anak.Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:Puncak Gunung Rinjani. Mendaki gunung, berkemah dan menikmati panorama alam Pulau Lombok.Danau Segara Anak, Sebau dan Gunung Baru. Penelitian, menikmati fenomena alam/gejala alam, sumber air panas, mandi, pengamatan satwa dan menjelajahi hutan. Pada bulan Maulud, di Danau Segara Anak sering dijadikan atraksi budaya Pakelem (memandikan keris).Otakkokoq dan Kembang Kuning. Mandi air panas yang berbau belerang untuk pengobatan (penghalus kulit) dan air terjun.Atraksi budaya di luar taman nasional yaitu;Perang Topat pada bulan Desember dan Ciwaratri pada bulan Januari di Mataram.Musim kunjungan terbaik: bulan Agustus s/d Desember setiap tahunnya.Cara pencapaian lokasi:Mataram - Selong - Sambelia - Sembalun Lawang (140 km) sekitar 4,5 jam dengan mobil. Bila berjalan kaki ke danau memerlukan waktu selama 9 jam (25 km). Mataram - Bayan - Senaru (82 km) sekitar 2,5 jam, jalan kaki ke danau selama 9 jam (25 km). Mataram - Bayan - Torean (85 km) sekitar 2,5 jam, jalan kaki ke danau selama 7,5 jam. Mataram - Masbagik - Kutaraja - Tetebatu (60 km) sekitar 1,5 jam, jalan kaki ke Otakkokoq selama 30 menit.

gunung merapi




Gunung Merapi adalah satu-satunya gunung berapi yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta dan bahkan disebut-sebut sebagai gunung berapi yang paling aktif di seluruh dunia. Dengan ketinggian 2968 m. dml (kondisi tahun 2001) atau 3079 meter di atas kota Jogja, Gunung Merapi terletak pada 7�32,5' Lintang Selatan dan 110�26,5' Bujur Timur sehingga secara administratif gunung ini termasuk di wilayah Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten.Gunung bertipe strato dengan kubah lava ini terkenal dengan guguran lava yang masih sering terjadi. Keindahan guguran lava tersebut dapat disaksikan dari kota Jogja dengan mata telanjang karena lava tampak menyala terang, terlebih bila terjadi pada waktu malam hari. Namun bila menginginkan, pengunjung dapat melihat lebih dekat dari beberapa pos pengamatan dengan menghubungi petugas terlebih dahulu, seperti misalnya dari Pos Pengamatan Kaliurang (dua pos), Pos Pengamatan Babadan, Krinjing, Jrakah, dan SeloBagi masyarakat Jawa, Gunung Merapi merupakan sumber kekuatan spiritual. Setiap tahun pada bulan Rejeb, pihak Kraton Yogyakarta selalu membuat persembahan kepada Gunung Merapi agar gunung ini tidak "marah" seperti halnya juga dilakukan kepada Ratu Laut Selatan dalam upacara adat Labuhan.Wisata Gunung Merapi dikembangkan dalam berbagai bentuk; misalnya Kawasan Wisata Kaliurang, Kaliadem, Kalikuning, Merapi Golf, Hutan Wisata Turgo-Plawangan, dan Pendakian Alam Gunung Merapi. Pengelolaan bentuk dan tempat wisata tersebut ditangani secara memadai dengan penyediaan berbagai macam fasilitas penginapan dan tempat makan di sekitar lokasi obyek wisata.Apabila Gunung Merapi sedang tenang, Anda dapat mendaki ke puncak. Ada tiga jalur yang umum dilalui pendaki, baik pemula maupun profesional, yaitu Jalur Kinahrejo/Kaliadem dari sisi selatan, Jalur Babadan melalui lereng barat, dan Jalur Selo/Plalangan dari sebelah utara puncak Merapi. Ketiga jalur tersebut memerlukan stamina atau ketahanan fisik dan mental yang prima dan ketiganya mengandung resiko bahaya bila tidak berhati-hati.TIP & TRIK- Jika Anda benar-benar ingin mendaki gunung Merapi, perhatikan betul-betul status Merapi.- Bawalah perlengkapan dan bekal yang cukup.source : berbagai sumber

gunung slamet







Puncak gunung slametGunung Slamet merupakan gunung berapi tertinggi di Jawa Tengah atau tertinggi kedua di Pulau Jawa. Tinggi gunung ini mencapai 3,432 meter. Gunung ini memiliki beberapa kawasan hutan, seperti Hutan Montane, Hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Ericaceous (Hutan Gunung), dan Hutan Dipterokarp Atas.Gunung Slamet termasuk salah satu gunung di Indonesia yang populer dijadikan sebagai tujuan ekspedisi dan pendakian. Pendakian di Gunung Slamet terkenal cukup rumit. Di sepanjang jalur pendakian tidak ada air, kalaupun ada hanya terbatas. Jika pendaki melewati jalur Bambangan, masalah air biasanya dapat teratasi. Selain air, faktor rumitnya pendakian ditandai dengan kabut gunung yang sangat pekat dan berubah-ubah. Meski pendakian ke puncak Gunung Slamet dikenal cukup rumit, namun kondisi ini justru menjadi tantangan yang menarik bagi para pendaki. Semakin tantangannya berat, semakin asyik pula pendakian dilakukan.Di kaki Gunung Slamet terdapat kawasan wisata yang cukup terkenal di Jawa Tengah, yaitu obyek wisata Batu Raden. Obyek wisata ini sangat luas karena di dalamnya juga terdapat beberapa wisata lain yang juga menarik untuk dikunjungi, di antaranya Taman Botani, Curug Gede, Pancuran Pitu, Pancuran Telu, Wana Wisata, Telaga Sunyi, dan Taman Kaloka Widya Mandala.Gunung Slamet terletak di barat laut Kota Purbalingga, dengan jarak sekitar 30 km. Gunung ini terletak di posisi 7°14,30‘ LS dan 109°12,30‘ BT. Keseluruhan kawasan gunung ini masuk ke dalam perbatasan lima kabupaten, yaitu Kabupaten Banyumas, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Purbalingga, di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.Bagi pengunjung atau pendaki yang ingin mencapai puncak Gunung Slamet bisa melakukan pendakian melalui Grumbul Alur Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga. Pengunjung bisa menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua untuk melakukan perjalanan dari Purwokerto hingga sampai di Bambangan. Perjalanan dimulai dari Purwokerto ke arah Purbalingga, dan dilanjutkan ke Bobotsari. Dari Bobotsari kemudian dilanjutkan ke arah Desa Penjangan dengan menggunakan kendaraan truk atau angkutan desa. Desa Penjangan merupakan desa terakhir yang hanya bisa dilalui kendaraan. Perjalanan dilanjutkan menuju Bambangan dengan berjalan kaki selama kurang lebih satu jam. Sesampainya di Bambangan terdapat pos penerangan dan pondok pemuda yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya para pendaki sebelum melakukan pendakian hingga ke puncak gunung. Perjalanan dari Bambangan hingga ke puncak Gunung Slamet dapat ditempuh dalam waktu sekitar 6 jam. Pendaki juga bisa memanfaatkan jasa warga setempat sebagai penunjuk jalan.Di samping jalur standar ini (Bambangan), ada jalur-jalur pendakian lain yang juga bisa ditempuh, yaitu melalui Gunung Malang (Desa Serang) dan Batu Raden. Sepanjang perjalanan dari Gunung Malang hingga ke puncak Gunung Slamet terdapat sejumlah jalur dan pos pemberhentian, yaitu:* Gunung Malang–Pondok Gembiring (1 km)* Pondok Gembiring–Pondok Walang (0,5 km)* Pondok Walang–Pondok Cemara (0,5 km)* Pondok Cemara–Samarantu (1,5 km)* Samarantu–Sampang Rangkah (0,75 km)* Sampang Rangkah–Sampang Ketebon (0,6 km)* Sampang ketebon–Batur (0,9 km)* Batur–Sampang Jampang (0,3 km)* Sampang Jampang–Sampang Kredit (0,6 km)* Sampang Kredit–Plawangan (0,5 km)* Plawangan–Puncak (1 km, melalui Gua Slamet)Di Grumbul Alur Bambangan terdapat tempat istirahat (tepatnya di pos penerangan) bagi pengunjung atau pendaki yang kelelahan dari perjalanan, dan akan melakukan pendakian hingga ke puncak gunung. Di pos penerangan ini juga terdapat sejumlah petugas jaga yang merangkap sebagai pemandu pendakian. Jika para pendaki ingin berkemah di tengah perjalanan, mereka perlu meminta ijin kepada petugas Pesanggrahan Perhutani Serang (Bambangan). Di bagian agak lebih tinggi lagi, terdapat sebuah pondok besar yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk menginap.source :berbagai sumber

10/06/09

lagi sumeng

sumeng sumeng sumeng sumeng sumeng sumeng sumeng

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa


aq gy sumeng , jadi gag tau mu nulis pa ???


binuuuunnnnttttttttttttttttttttttttttttt

07/06/09

me

me nd edelweis

i'm hero



look at me !!!


me nd my husband





06/06/09

Gunung Rinjani

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
Gunung Rinjani (di latar belakang) dilihat dari Gili Trawangan.

Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl serta terletak pada lintang 8º25' LS dan 116º28' BT ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas sekitar 41.330 ha dan ini akan diusulkan penambahannya sehingga menjadi 76.000 ha ke arah barat dan timur.

Secara administratif gunung ini berada dalam wilayah tiga kabupaten: Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Topografi

Danau kawah Segara Anak dengan Gunung Barujari di tepi danau dilihat dari uncak Gunung Rinjani di sisi timur.

Gunung Rinjani dengan titik tertinggi 3.726 m dpl, mendominasi sebagian besar pemandangan Pulau Lombok bagian utara.

Di sebelah barat kerucut Rinjani terdapat kaldera dengan luas sekitar 3.500 m × 4.800 m, memanjang kearah timur anda barat. Di kaldera ini terdapat Segara Anak (segara= laut, danau) seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230 m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Di Segara Anak banyak terdapat ikan mas dan mujair sehingga sering digunakan untuk memancing. Bagian selatan danau ini disebut dengan Segara Endut.

Di sisi timur kaldera terdapat Gunung Baru (atau Gunung Barujari) yang memiliki kawah berukuran 170m×200 m dengan ketinggian 2.296 - 2376 m dpl. Gunung kecil ini terakhir aktif/meletus sejak tanggal 2 Mei 2009 dan sepanjang Mei, setelah sebelumnya meletus pula tahun 2004.[1][2] Jika letusan tahun 2004 tidak memakan korban jiwa, letusan tahun 2009 ini telah memakan korban jiwa tidak langsung 31 orang, karena banjir bandang pada Kokok (Sungai) Tanggek akibat desakan lava ke Segara Anak.[3] Sebelumnya, Gunung Barujari pernah tercatat meletus pada tahun 1944 (sekaligus pembentukannya), 1966, dan 1994.

Selain Gunung Barujari terdapat pula kawah lain yang pernah meletus,disebut Gunung Rombongan.

[sunting] Pendakian

Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.
Rinjani saat meletus pada tahun 1994

Untuk menuju Gunung Rinjani, pendaki dapat menggunakan bus langsung Jakarta-Mataram dengan menyeberang menggunakan feri dua kali (Selat Bali dan Selat Lombok). Hubungan udara terdapat pula dari Jakarta, Surabaya, dan Denpasar.

Rinjani memiliki panaroma yang bisa dibilang paling bagus di antara gunung-gunung di Indonesia. Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari penduduk lokal, mahasiswa, pecinta alam. Suhu udara rata-rata sekitar 20°C; terendah 12°C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di bulan Agustus. Beruntung akhir Juli ini, angin masih cukup lemah dan cuaca cukup cerah, sehingga pendakian ke puncak bisa dilakukan kapan saja.

Selain puncak, tempat yang sering dikunjungi adalah Segara Anakan, sebuah danau kawah di ketinggian 2.000 mdpl. Untuk mencapai lokasi ini kita bisa mendaki dari desa Senaru atau desa Sembalun Lawang (dua entry point terdekat di ketinggian 500 mdpl dan 1.200 mdpl). Kebanyakan pendaki menyukai start entry dari arah Sembalun, karena bisa menghemat 700m ketinggian. Rute Sembalun agak panjang tetapi datar, dan cuaca lebih panas karena melalui padang savana yang terik (suhu dingin tetapi radiasi matahari langsung membakar kulit). krim penahan panas matahari sangat dianjurkan.

Dari arah Senaru tanjakan tanpa jeda, tetapi cuaca lembut karena melalui hutan. Dari kedua lokasi ini membutuhkan waktu jalan kaki sekitar 9 jam menuju bibir punggungan di ketinggian 2.700 mdpl (tiba di Plawangan Senaru ataupun Plawangan Sembalun). Di tempat ini pemandangan ke arah danau, maupun ke arah luar sangat bagus. Dari Plawangan Senaru (jika naik dari arah Senaru) turun ke danau melalui dinding curam ke ketinggian 2.000 mdpl) yang bisa ditempuh dalam 2 jam. Di danau kita bisa berkemah, mancing (Carper, Mujair) yang banyak sekali. Penduduk Lombok mempunyai tradisi berkunjung ke segara anakan utk berendam di kolam air panas dan mancing.

Untuk mencapai puncak (dari arah danau) harus berjalan kaki mendaki dinding sebelah barat setinggi 700m dan menaiki punggungan setinggi 1.000m yang ditempuh dlm 2 tahap 3 jam dan 4 jam. Tahap pertama menuju Plawangan Sembalun, camp terakhir untuk menunggu pagi hari. Summit attack biasa dilakukan pada jam 3 dinihari untuk mencari momen indah - matahari terbit di puncak Rinjani. Perjalanan menuju Puncak tergolong lumayan; karena meniti di bibir kawah dengan margin safety yang pas-pasan. Medan pasir, batu, tanah. 200 meter ketinggian terakhir harus ditempuh dengan susah payah, karena satu langkah maju diikuti setengah langkah turun (terperosok batuan kerikil). Buat highlander - ini tempat yang paling menantang dan disukai karena beratnya medan terbayar dgn pemandangan alamnya yang indah. Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen-Merapi di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa terlihat jelas saat cuaca bagus di pagi hari. Untuk mendaki Rinjani tidak diperlukan alat bantu, cukup stamina, kesabaran dan "passion".

Keseluruhan perjalanan dapat dicapai dalam program tiga hari dua malam, atau jika hendak melihat dua objek lain: Gua Susu dan gunung Baru Jari (anak gunung Rinjani dengan kawah baru di tengah danau) perlu tambahan waktu dua hari perjalanan. Persiapan logistik sangat diperlukan, tetapi untungnya segala sesuatu bisa diperoleh di desa terdekat. Tenda, sleeping bag, peralatan makan, bahan makanan dan apa saja yang diperlukan (termasuk radio komunikasi) bisa disewa dari homestay-homestay yang menjamur di desa Senaru.

[sunting] Lihat pula


[sunting] Catatan kaki

  1. ^ Anak Gunung Rinjani Meletus. Kompas. Edisi 2 Mei 2009 daring. Diakses 2 Mei 2009.
  2. ^ Gunung Baru Jari Masih Semburkan Api. Media Indonesia Daring. Edisi 19-05-2009.
  3. ^ Anak Gunung Rinjani Semburkan Bola Api. Media Indonesia Daring. Edisi 19-05-2009

[sunting] Pranala luar


Taman Nasional Gunung Rinjani




Pada lembah di sebelah barat Gunung Rinjani terdapat Danau Segara Anak (2.008 m. dpl) yang airnya berbau belerang, suhunya berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Luas danau tersebut sekitar 1.100 hektar, kedalaman antara 160 - 230 meter. Di tengah-tengah danau ini muncul gunung baru vulkanik yang masih aktif dan terus berkembang.
Gunung Rinjani yang merupakan gunung tertinggi ketiga di Indonesia (3.720 m. dpl), menyimpan berbagai misteri salah satu diantaranya yaitu tentang keberadaan Dewi Enjeni. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, Dewi Enjeni adalah Ratu jin penguasa Gunung Rinjani. Mereka meyakini bahwa Dewi Enjeni lahir dari perkawinan manusia Sasak dengan jin, berparas cantik dan masih keturunan Raja Selaparang. Untuk menghormati Dewi Enjeni, masyarakat sering mengadakan upacara religius di Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak, dengan melepaskan ikan-ikan kecil yang terbuat dari emas tipis ke Danau Segara Anak.
Danau Segara Anak dan Anak Gunung Rinjani



Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:

Puncak Gunung Rinjani. Mendaki gunung, berkemah dan menikmati panorama alam Pulau Lombok.
Danau Segara Anak, Sebau dan Gunung Baru. Penelitian, menikmati fenomena alam/gejala alam, sumber air panas, mandi, pengamatan satwa dan menjelajahi hutan. Pada bulan Maulud, di Danau Segara Anak sering dijadikan atraksi budaya Pakelem (memandikan keris).
Otakkokoq dan Kembang Kuning. Mandi air panas yang berbau belerang untuk pengobatan (penghalus kulit) dan air terjun.
Atraksi budaya di luar taman nasional yaitu;Perang Topat pada bulan Desember dan Ciwaratri pada bulan Januari di Mataram.

Musim kunjungan terbaik: bulan Agustus s/d Desember setiap tahunnya.

Cara pencapaian lokasi:
Mataram - Selong - Sambelia - Sembalun Lawang (140 km) sekitar 4,5 jam dengan mobil. Bila berjalan kaki ke danau memerlukan waktu selama 9 jam (25 km). Mataram - Bayan - Senaru (82 km) sekitar 2,5 jam, jalan kaki ke danau selama 9 jam (25 km). Mataram - Bayan - Torean (85 km) sekitar 2,5 jam, jalan kaki ke danau selama 7,5 jam. Mataram - Masbagik - Kutaraja - Tetebatu (60 km) sekitar 1,5 jam, jalan kaki ke Otakkokoq selama 30 menit.




Kantor : Jl. Erlangga 88, Mataram
Nusa Tenggara Barat
Telp. (0370) 627764
E-mail: tngr@indo.net.id


Ditunjuk : Menteri Kehutanan, SK No.448/Kpts-II/90 luas 40.000 hektar
Ditetapkan : Menteri Kehutanan, SK No.280/Kpts-II/1997
Luas : 41.330 hektar
Letak : Kab. Lombok Barat, Lombok Timur dan Lombok Timur, Prop. Nusa Tenggara Barat
Curah hujan Rata-rata : 2.000 mm/tahun
Ketinggian tempat : 550 – 3.726 meter dpl
Letak geografis : 8°18’ - 8°33’ LS, 116°18’ - 116°32’ BT

Profil Taman Nasional Gunung Ciremai

PETA KAWASAN GUNUNG CIREMAI




Lihat Link Terkait di bawah ini:

gunung ciremai

Gunung Ceremai

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
Gunung Ceremai dari arah Cigugur, Kuningan

Gunung Ceremai (seringkali secara salah kaprah dinamakan "Ciremai") secara administratif termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yakni Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Posisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut.

Gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 m dpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet.

Kini G. Ceremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ceremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15.000 hektare.

Nama gunung ini berasal dari kata cereme (Phyllanthus acidus, sejenis tumbuhan perdu berbuah kecil dengan rada masam), namun seringkali disebut Ciremai, suatu gejala hiperkorek akibat banyaknya nama tempat di wilayah Pasundan yang menggunakan awalan 'ci-' untuk penamaan tempat.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Vulkanologi dan geologi

Gunung Ceremai termasuk gunungapi Kuarter aktif, tipe A (yakni, gunungapi magmatik yang masih aktif semenjak tahun 1600), dan berbentuk strato. Gunung ini merupakan gunungapi soliter, yang dipisahkan oleh Zona Sesar Cilacap – Kuningan dari kelompok gunungapi Jawa Barat bagian timur (yakni deretan Gunung Galunggung, Gunung Guntur, Gunung Papandayan, Gunung Patuha hingga Gunung Tangkuban Perahu) yang terletak pada Zona Bandung.

Ceremai merupakan gunungapi generasi ketiga. Generasi pertama ialah suatu gunungapi Plistosen yang terletak di sebelah G. Ceremai, sebagai lanjutan vulkanisma Plio-Plistosen di atas batuan Tersier. Vulkanisma generasi kedua adalah Gunung Gegerhalang, yang sebelum runtuh membentuk Kaldera Gegerhalang. Dan vulkanisma generasi ketiga pada kala Holosen berupa G. Ceremai yang tumbuh di sisi utara Kaldera Gegerhalang, yang diperkirakan terjadi pada sekitar 7.000 tahun yang lalu (Situmorang 1991).

Letusan G. Ceremai tercatat sejak 1698 dan terakhir kali terjadi tahun 1937 dengan selang waktu istirahat terpendek 3 tahun dan terpanjang 112 tahun. Tiga letusan 1772, 1775 dan 1805 terjadi di kawah pusat tetapi tidak menimbulkan kerusakan yang berarti. Letusan uap belerang serta tembusan fumarola baru di dinding kawah pusat terjadi tahun 1917 dan 1924. Pada 24 Juni 1937 – 7 Januari 1938 terjadi letusan freatik di kawah pusat dan celah radial. Sebaran abu mencapai daerah seluas 52,500 km bujursangkar (Kusumadinata, 1971). Pada tahun 1947, 1955 dan 1973 terjadi gempa tektonik yang melanda daerah baratdaya G. Ciremai, yang diduga berkaitan dengan struktur sesar berarah tenggara – barat laut. Kejadian gempa yang merusak sejumlah bangunan di daerah Maja dan Talaga sebelah barat G. Ceremai terjadi tahun 1990 dan tahun 2001. Getarannya terasa hingga Desa Cilimus di timur G. Ceremai.

[sunting] Jalur pendakian

Puncak gunung Ceremai dapat dicapai melalui banyak jalur pendakian. Akan tetapi yang populer dan mudah diakses adalah melalui Desa Palutungan dan Desa Linggarjati di Kab. Kuningan, dan Desa Apuy di Kab. Majalengka. Satu lagi jalur pendakian yang jarang digunakan ialah melalui Desa Padabeunghar di perbatasan Kuningan dengan Majalengka di utara. Di kota Kuningan terdapat kelompok pecinta alam "Akar (Aktivitas Anak Rimba)" yang dapat membantu menyediakan berbagai informasi dan pemanduan mengenai pendakian Gunung Ceremai.

[sunting] Keanekaragaman hayati

[sunting] Vegetasi

Hutan-hutan yang masih alami di Gunung Ceremai tinggal lagi di bagian atas. Di sebelah bawah, terutama di wilayah yang pada masa lalu dikelola sebagai kawasan hutan produksi Perum Perhutani, hutan-hutan ini telah diubah menjadi hutan pinus (Pinus merkusii), atau semak belukar, yang terbentuk akibat kebakaran berulang-ulang dan penggembalaan. Kini, sebagian besar hutan-hutan di bawah ketinggian … m dpl. dikelola dalam bentuk wanatani (agroforest) oleh masyarakat setempat.

Sebagaimana lazimnya di pegunungan di Jawa, semakin seseorang mendaki ke atas di Gunung Ciremai ini dijumpai berturut-turut tipe-tipe hutan pegunungan bawah (submontane forest), hutan pegunungan atas (montane forest) dan hutan subalpin (subalpine forest), dan kemudian wilayah-wilayah terbuka tak berpohon di sekitar puncak dan kawah.

Lebih jauh, berdasarkan keadaan iklim mikronya, LIPI (2001) membedakan lingkungan Ciremai atas dataran tinggi basah dan dataran tinggi kering. Sebagai contoh, hutan di wilayah Resort Cigugur (jalur Palutungan, bagian selatan gunung) termasuk beriklim mikro basah, dan di Resort Setianegara (sebelah utara jalur Linggarjati) beriklim mikro kering.

Secara umum, jalur-jalur pendakian Palutungan (di bagian selatan Gunung Ciremai), Apuy (barat), dan Linggarjati (timur) berturut-turut dari bawah ke atas akan melalui lahan-lahan pemukiman, ladang dan kebun milik penduduk, hutan tanaman pinus bercampur dengan ladang garapan dalam wilayah hutan (tumpangsari), dan terakhir hutan hujan pegunungan. Sedangkan di jalur Padabeunghar (utara) vegetasi itu ditambah dengan semak belukar yang berasosiasi dengan padang ilalang. Pada keempat jalur pendakian, hutan hujan pegunungannya dapat dibedakan lagi atas tiga tipe yaitu hutan pegunungan bawah, hutan pegunungan atas dan vegetasi subalpin di sekitar kawah. Kecuali vegetasi subalpin yang diduga telah terganggu oleh kebakaran, hutan-hutan hujan pegunungan ini kondisinya masih relatif utuh, hijau dan menampakkan stratifikasi tajuk yang cukup jelas.

[sunting] Margasatwa

Keanekaragaman satwa di Ceremai cukup tinggi. Penelitian kelompok pecinta alam Lawalata IPB di bulan April 2005 mendapatkan 12 spesies amfibia (kodok dan katak), berbagai jenis reptil seperti bunglon, cecak, kadal dan ular, lebih dari 95 spesies burung, dan lebih dari 20 spesies mamalia.

Beberapa jenis satwa itu, di antaranya:

05/06/09

Kampus Dibakar, UKI Akan Tuntut YAI & Polri - news.okezone.com

Kampus Dibakar, UKI Akan Tuntut YAI & Polri - news.okezone.com

Shared via AddThis

TAWURAN UKI VS YAI


Pihak kepolisian Jakarta menemukan senjata api, ketika melakukan penyisiran (sweeping) di kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI) dan kampus YAI, keduanya di Jalan Diponogoro, Jakarta, beberapa saat setelah terjadi tawuran oleh kedua kelompok mahasiswa.

Pejabat Kepolisian setempat, Kamis, mengemukakan, penyisiran dilakukan ke dalam kampus yang kebetulan hanya bersebelahan persil.

Dalam sweeping tersebut petugas menyita sejumlah senjata, termasuk di antaranya senjata api rakitan yang ditengarai akan digunakan lagi untuk aksi tawuran lanjutan.

Senjata api tersebut ditemukan petugas saat penyisiran ke seluruh ruangan serta halaman kampus, selain penemuan narkoba berjenis ganja serta alat penghisap shabu-shabu yang kemudian diamankan Polisi sebagai barang bukti.

Dari sweeping di kampus UKI, empat mahasiswa setempat yang kedapatan tengah berpesta minuman keras juga turut diamankan. Sementara dalam sweeping yang berlangsung di kampus YAI, petugas menyita beberapa batang bambu, botol dan kelereng.

Kapolres Jakarta Pusat, Komisaris Besar Polisi Ike Edwin mengatakan, barang bukti yang diamankan merupakan senjata yang digunakan saat aksi tawuran Selasa lalu.

Seluruh barang bukti yang ditemukan itu, kini diamankan di Mapolres Jakarta Pusat, bersamaan dengan keempat mahasiswa UKI yang tertangkap basah tengah berpesta miras.

Dalam insiden yang selalu berulang-ulang itu, polisi belum menetapkan siapa saja tersangka yang terlibat dalam aksi perkelahian massal itu

03/06/09

my first journey
















ini pengalaman pertama guw neg gunung . guw d ajak sama cwo guw dengan anak² HIPAC lainna . HIPAC ntu nama organisasi pencinta alam dari SMK PERGURUAN CIKINI . pertamanya guw juga gag mu ikud , tapi kayakna enag juga . awalnya guw boong ma ortu guw , guw bilangnya mu nge-camp ja ma anak² , abisan kalo guw bilang guw neg gunung pasti gag d bolehin deiy . trus guw ngumpul d PERCIK jam 2 an . bilangnya ce mu brangkad pagi , jatoh²na juga brangkad jam 4an gitu . guw juga lupa kapan neg gunungna . kira² sekitar satu tahun yam lalu . bulan juni or juli laaa .trus nunggu angkodna lama bed dah akh . nyampe² d GPO jam 11 maleman . cpe bed , gila booo , pemandangannya indah bed dah akh . trus kita bakar²an kerang , ikan dan len sebagainya . tapi guw gag ikud ntu , guw bu² duluan . cedi bed . kita naik juga ma anak GPO na juga , teh dede , wanto ato juga kang anto , ka' deden . banyak deiy . trus perjalanan dilanjutkan jam 8an pagi . duh perjalanan jau bed , sarapan cuma sama mi doang . melewati beratus² tanjakan ( emang jalanna tanjakan semua ) , lama bed . kita sampe² di Surya Kencana kira² jam 2 siang . memakan waktu 6 jam an . cwe cuma guw b 3 doang , selebihnya cwo semua . cwe cuma guw , dian , ma teh dede doangk . lama nungguin dian . pas nyampe surya kencana seneng bed dah akh . bagus bgd , terhampar bunga² Edelweis yam bagus . kita foto² deiy . trus kita bikin tenda di SK , deked ma jalanan yam menuju ke puncak . bermalam disitu . semakin malem , semakin dingin . iia yia laa, suhu nya kira ² mencapai 10 derajad . dingin bed kan . tapi satu yam gag bisa dilupakan , melihat bintang² di angkasa . bagus bed . kaya di planetarium tau . indah bgd . terus kita bubu . keesokan paginya , anak² cwo uda brangkad untuk ngeliad sunset . tapi yam cwe²na blakangan . waktu yam ditempuh kira² 1 jam dari SK ke puncak . guw da yam lainnya berangakad jam 6 pagi . nyampe atas kira² jam 7an . anak² cwo uda nungguin d atas . pas uda nyampe atas , bagus bgd pmandangan alamnya . seharusnya kita harus melindungi alam , bukannya merusaknya . trus kita melanjutkan perjalanan turun jam setengah 9an . turun , trus ngeliad kawah nya , serem bgd kalo jato , bisa mati deiy :p . turun melewati tanjakan setan , jalan lagi sampe kandang badak . di kandang badak istirahat sebentar trus ngelanjutin agy perjalanan , jalan terus , jlan terus , jau bed . nyampe kadang batu iia ??? gag apal shelterna ce aq . trus mpe shelter air panas . di situ berendem kaki dulu . trus jalan agy jau bed . melewati shelter² , dan sesampainya di shelter panyangcangan kita istirahad lagi . jalan lagi mpe lewat telaga warna , trus jalan dan akhirnya sampe di MONTANA . cpe bge . sampe² jam 3an . 3 jam an juga . cpe , trus kita jalan lagi sampe warung . kita mamamz , shoping , dan terakhir kita pulang sehabis magrib . nyampe jakarta jam 11 malem . dari kampung rambutan gag ada angkod , akhirnya nyarter deiy . mpe priuk jam 12an . aq bingung mu pulang neg apa . akhirnya tidur di ruma mamed ma opiq . besokannya pulang . betis q serasa BERKONDE :p

01/06/09

Volunteer

Volunteer

"Pecinta Alam identik dengan pelestarian alam, tapi nyatanya? justru bertolak belakang...!!!"



Saat ini keberadaan klub Pecinta alam tumbuh subur di bumi pertiwi ini, seperti jamur dimusim hujan. Dengan kondisi alam yang begitu mendukung kegiatan tersebut. Sebuah usaha positif dalam menyalurkan kegiatan tersebut. Namun terbersit ke khawatiran dengan banyaknya klub/kelompok pecinta alam tersebut. Apalagi bila ke hadiran klub-klub ini tidak diiringi misi dan visi yang jelas dalam organisasinya. Lihat saja gunung-gunung di Indonesia, contohnya Gede-Pangrango. Begitu kotor dan penuh dengan sampah...! Mereka yang menamakan dirinya pecinta alam seharusnya menjadi ujung tombak dalam pelestarian alam ini bukan justru sebaliknya. Makna pecinta alam dewasa ini sudah jauh dari makna yang sebenarnya.
Pecinta Alam bukanlah mereka yang yang telah menggapai atap-atap dunia, bukan mereka yang berhasil melakukan expedisi yang berbahaya, bukan pula mereka yang ahli dalam mendaki. Tapi mereka adalah orang-orang yang mau menjaga kebersihan lingkungan dimana mereka berada.Sudah banyak manusia-manusia yang telah menggapai atap-atap dunia, tapi hanya segelintir orang yang benar-benar sebagai pecinta alam.
Semoga kita termasuk segelintir orang yang peduli dengan alam.








Arti dan makna




Volunteer di TNGP (Taman Nasional Gede-Pangrango)



Panthera
Pondok Halimun - Sukabumi


GPO (Gede-Pangrango Operation)
Gn. Putri, Cipanas- Cianjur


Montana
Anggota
Cibodas - Cianjur


Eagle
Cianjur


Ever Green
Cianjur



Kegiatan









Sukarelawan
Sukarelawan???
Dinamakan sukarelawan atau volunteer karena wadah ini terbentuk bukan untuk mencari keuntungan materi ataupun mendapatkan sanjungan dengan mengatas-namakan bendera Pecinta Alam, LSM dll, tapi didasari rasa peduli dan keinginan untuk menjaga dan ada rasa turut memiliki serta kecintaan terhadap alam serta lingkungan yang begitu indah dan kaya akan keaneka-ragaman hayati yang menjadikan harta yang tak ternilai ini tanpa imbalan atau balas jasa, hanya tergugah oleh bisikan hati nuraninya.
Dari kesadaran itulah maka muncul ide dari sekelompok pemuda untuk turut serta secara nyata menyumbangkan baktinya menjaga agar alam yang sangat berharga itu tetap lestari. Maka dimulailah proses terbentuknya Sukarelawan / Volunteer di Taman Nasional, khususnya dikawasan Taman Nasional Gede-Pangrango (TNGP).Mungkin dalam proses pembentukannya banyak menghadapi kendala-kendala yang sedikit banyak mempengaruhi kinerja, serta mengalami perubahan dan pergeseran visi serta misi seiring dengan perkembangan jaman.:: Back To Top ::

Panthera
Tahun 1991, berdirilah wadah Sukarelawan PANTHERA di Gerbang Selabintana Sukabumi, yang menjadi awal mulanya volunteer di Taman Nasional Gede-Pangrango (TNGP). Setelah itu maka bermunculan organisasi-organisasi sukrelawan di kawasan TNGP ini sesuai dengan pintu masuk ke kawasan ini.
:: Back To Top ::



GPO (Gede-Pangrango Operation)

Tak lama setelah Panthera terbentuk, maka satu tahun kemudian lahirlah sukarelawan GPO (Gede-Pangrango Operation) di Gerbang Gunung Putri pada tahun 1992, yang akan menjadi saudara tua sukarelawan Montana.
:: Back To Top ::

Montana
Dalam rangka merealisasikan peran serta generasi muda dan masyarakat luas pada umumnya, maka dianggap perlu untuk membentuk suatu wadah bagi mereka yang merasa peduli terhadap konservasi sumber daya alam.Karena hal tersebut maka terbentuklah Organisasi Sukarelawan Montana pada tanggal 31 Januari 1993 di Resort Cibodas, Taman Nasional Gunung Gede - Gunung Pangrango. Nama Montana sendiri diambil dari salah satu zona vegetasi yang terdapat di Taman Nasional ini, yaitu Sub Montana, Montana, dan Sub Alpin.Montana adalah wadah bagi para anggotanya untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan serta sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan.Dalam salah satu kegiatannya, Montana bertujuan untuk ikut serta secara aktif membantu kelancaran tugas dan fungsi Jagawa (Penjaga Hutan) serta staff kantor Taman Nasional Gunung Gede - Pangrango. Ruang kerja Sukarelawan Montana sehari-hari pada resort Cibodas, seperti : Penyuluhan pengunjung, Operasi Bersih, Patroli rutin, dan evakuasi penyelamatan pengunjung. Sementara untuk ruang kerja dengan staff kantor Taman Nasional Gunung Gede Pangrango lebih banyak ditangani bersama dalam wadah Sekretariat Bersama Sukarelawan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.Keanggotaan Sukarelawan Montana terdiri dari berbagai wilayah, seperti : Cianjur, Cianjur, Bogor, Bandung, jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Juga terdiri dari latar belakang yang berbeda-beda, baik itu Sarjana, Mahasiswa, Pelajar, Pekerja, ataupun pengangguran. Keheterogenan ini yang mendukung setiap gerak dan langkah Montana. Seperti halnya tentang zona vegetasi Montana yang sangat heterogen dengan kekayaan flora dan fauna yang yang beraneka ragam.Montana adalah organisasi sukarelawan yang berusaha mendukung program-program pemerintah dalam pelestarian sumberdaya alam. Khususnya mendukung program dan misi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
:: Back To Top ::


Kegiatan
Adapun tugas dan kewajiban dari sukarelawan di kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango adalah Selain kegiatan rutin berupa check packing / pemeriksaan barang bawaan , pengarahan kepada para pengunjung/wisatawan dan pendaki, mengadakan patroli tapal batas bersama Jagawana, operasi bersih.Kegiatan sukarelawan lainya adalah, mengadakan pelatihan pemanduan, pelatihan keterampuilan anggota-anggotanya berupa tali-temali, P3K, navigasi, SAR, evakuasi. Mengumpulkan data-data flora dan fauna di TNGP, Konservasi kawasan, serta kegiatan sosial kemasyarakatan, dan lain.lain.
Pelatihan untuk para anggotanya dalam ranggka meningkatkan SDM.
Mengadakan kampanye dan penyuluhan terhadap masyarakat tentang lingkungan.
Melakukan kegiatan Patroli tapal batas bersama Jagawana TNGP



Mendiskusikan agenda kegiatan yang dilakukan

:
Anggota Montana

Nama Anggota
Nama Lengkap
Keterangan
Alamat
1
Mt.001.1993.Pendiri
Dzikron
* Mantan Ketua
Jakarta
2
Mt.002.1993.Pendiri
Asep Sa'adullah

Cipanas
3
Mt.003.1993.Pendiri
Achmad Zaini Takbir

Cianjur
4
Mt.004.1993.
Sarifudin Syarif

Cipanas
5
Mt.005.1993.
Rosyati

Cipanas
6
Mt.006.1993.
Rini Susanti

Cianjur
7
Mt.007.1993.Pendiri
Lukman Hakim

Cipanas
8
Mt.008.1993.Pendiri
Apip Zaelani

Cipanas
9
Mt.009.1993.
Rita

Cipanas
10
Mt.010.1993..
Artahadi

Cipanas





11
Mt.012.1994.
Yochke

Cipanas
12
Mt.013.1994.
Asep Supriatna

Cipanas
13
Mt.014.1994.
Ramdhan Gunawan

Cipanas
14
Mt.015.1994.
Wahyu Kenken Suhendar

Cipanas
15
Mt.016.1994.
H. Arief Syarifudin

Cipanas
16
Mt.017.1994.
Roedy Atep Tendean

Cipanas
17
Mt.018.1994.
Herry Suparman

Cipanas
18
Mt.019.1994.
D. Syamsudin

Cipanas
19
Mt.020.1994.
Dian Hadian

Cipanas
20
Mt.021.1994.
Yuan Bennito
* Mantan Ketua
Cipanas





21
Mt.022.1996.
Andri Kusumah.K

Cipanas
22
Mt.023.1996.
Dayat Hidayat
Ketua tahun 2006
Cipanas
23
Mt.024.1996.
Eva Lativa

Jakarta
24
Mt.025.1996.
Herry Trijoko

Semarang
25
Mt.026.1996.
Nano Putra Mardini S
* Mantan Ketua
Cianjur
26
Mt.027.1996.
Syaiful Al Azhar

Jakarta





27
Mt.028.1998.
Aji Erdi Iskandar

Tanggerang
28
Mt.029.1998.
Erdi Aprianto

Jakarta
29
Mt.030.1998.
Firdaus Abadi

Jakarta
30
Mt.031.1998.
M. Jio Jimmy

Jakarta
31
Mt.032.1998.
Taufik Irawan

Jakarta
32
Mt.033.1998.
Tri Agung

Jakarta
33
Mt.034.1998.
Ageng Priyanto

Jakarta
34
Mt.035.1998.
Ayi Ma'mun

Cipanas
35
Mt.036.1998.
Betty Rovina Nasrun

Cipanas
36
Mt.037.1998.
Dinny Masyita

Jakarta
37
Mt.038.1998.
Dang Ruslan
* Mantan Ketua
Cipanas
38
Mt.039.1998.
Eko Lesmana

Jakarta
39
Mt.040.1998.
Iwan Ridwanudin

Cipanas
40
Mt.041.1998.
Jimmy

Jakarta
41
Mt.042.1998.
Rahmat Santoso

Jakarta
42
Mt.043.1998.
Suhendra

Cipanas
43
Mt.044.1998.
Siti Nuraeni
* Mantan Ketua
Bandung
44
Mt.045.1998.
Wendy Hartono

Cipanas





45
Mt.046.2000.Kabut Hujan
Asep Nurjat

Cipanas
46
Mt.047.2000.Kabut Hujan
Budi Mulyana

Bogor
47
Mt.048.2000.Kabut Hujan
Epik

Cipanas
48
Mt.049.2000.Kabut Hujan
Ridwan Zaenudin

Cipanas
49
Mt.050.2000.Kabut Hujan
Rahadian Ahmad Firdaus
* Mantan Ketua 2004
Cianjur
50
Mt.051.2000.Kabut Hujan
Yudi Ismail

Cipanas
51
Mt.052.2000.Kabut Hujan
M. Yudo Rezin

Jakarta





52
Mt.053.2002.
Herman Feroliansyah

Jakarta
53
Mt.054.2002.
Kemi Irdian

Bogor
54
Mt.055.2002.
Dang Lili Jajuli

Cipanas





55
Mt.056.2003.Tapak Geger
Denny

Jakarta
56
Mt.057.2003.Tapak Geger
Zull Isnaedi

Cianjur
57
Mt.058.2003.Tapak Geger
Guman Banyu Budiman

Cianjur
58
Mt.059.2003.Tapak Geger
Budi Salut

Jakarta
59
Mt.060.2003.Tapak Geger
Ari Nugroho

Jakarta
60
Mt.061.2003.Tapak Geger
Johny Waluyo

Cipanas
61
Mt.062.2003.Tapak Geger
Ujang Supriyatna

Cipanas
62
Mt.063.2003.Tapak Geger
Dody Supriyadi

Bekasi
63
Mt.064.2003.Tapak Geger
Juanda

Cipanas
64
Mt.065.2003.Tapak Geger
Wahyu Dwi Priyono

Jakarta
:: Back To Top ::

29/05/09

TNGP











Taman NasionalGunung Gede Pangrango

Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama
kalinya diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Keadaan alamnya yang khas dan
unik, menjadikan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango sebagai salah satu
laboratorium alam yang menarik minat para peneliti sejak lama.
Tercatat pada
tahun 1819, C.G.C. Reinwardt sebagai orang yang pertama yang mendaki Gunung
Gede, kemudian disusul oleh F.W. Junghuhn (1839-1861), J.E. Teysmann (1839),
A.R. Wallace (1861), S.H. Koorders (1890), M. Treub (1891), W.M. van Leeuen
(1911); dan C.G.G.J. van Steenis (1920-1952) telah membuat koleksi tumbuhan
sebagai dasar penyusunan buku “THE MOUNTAIN FLORA OF JAVA” yang diterbitkan
tahun 1972.
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memiliki keanekaragaman
ekosistem yang terdiri dari ekosistem sub-montana, montana, sub-alpin, danau,
rawa, dan savana.

Ekosistem sub-montana dicirikan oleh banyaknya
pohon-pohon yang besar dan tinggi seperti jamuju (Dacrycarpus imbricatus), dan
puspa (Schima walliichii). Sedangkan ekosistem sub-alphin dicirikan oleh adanya
dataran yang ditumbuhi rumput Isachne pangerangensis, bunga eidelweis (Anaphalis
javanica), violet (Viola pilosa), dan cantigi (Vaccinium varingiaefolium).
Satwa primata yang terancam punah dan terdapat di Taman Nasional Gunung
Gede-Pangrango yaitu owa (Hylobates moloch), surili (Presbytis comata comata),
dan lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus); dan satwa langka lainnya
seperti macan tutul (Panthera pardus melas), landak Jawa (Hystrix brachyura
brachyura), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), dan musang tenggorokan kuning
(Martes flavigula).
Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango terkenal kaya akan
berbagai jenis burung yaitu sebanyak 251 jenis dari 450 jenis yang terdapat di
Pulau Jawa. Beberapa jenis diantaranya burung langka yaitu elang Jawa (Spizaetus
bartelsi) dan burung hantu (Otus angelinae).
Taman Nasional Gunung
Gede-Pangrango ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfir pada tahun 1977, dan
sebagai Sister Park dengan Taman Negara di Malaysia pada tahun
1995.


Sejarah dan legenda yang merupakan kepercayaan
masyarakat setempat yaitu tentang keberadaan Eyang Suryakencana dan Prabu
Siliwangi di Gunung Gede. Masyarakat percaya bahwa roh Eyang Suryakencana dan
Prabu Siliwangi akan tetap menjaga Gunung Gede agar tidak meletus. Pada saat
tertentu, banyak orang yang masuk ke goa-goa sekitar Gunung Gede untuk semedhi/
bertapa maupun melakukan upacara religius.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik
untuk dikunjungi :Telaga Biru. Danau kecil berukuran lima hektar (1.575 meter
dpl.) terletak 1,5 km dari pintu masuk Cibodas. Danau ini selalu tampak biru
diterpa sinar matahari, karena ditutupi oleh ganggang biru.Air terjun Cibeureum.
Air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 50 meter terletak sekitar 2,8 km
dari Cibodas. Di sekitar air terjun tersebut dapat melihat sejenis lumut merah
yang endemik di Jawa Barat.Air Panas. Terletak sekitar 5,3 km atau 2 jam
perjalanan dari Cibodas.Kandang Batu dan Kandang Badak. Untuk kegiatan berkemah
dan pengamatan tumbuhan/satwa. Berada pada ketinggian 2.220 m. dpl dengan jarak
7,8 km atau 3,5 jam perjalanan dari Cibodas.Puncak dan Kawah Gunung Gede.
Panorama berupa pemandangan matahari terbenam/terbit, hamparan kota
Cianjur-Sukabumi-Bogor terlihat dengan jelas, atraksi geologi yang menarik dan
pengamatan tumbuhan khas sekitar kawah. Di puncak ini terdapat tiga kawah yang
masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah Lanang, Ratu dan Wadon. Berada pada
ketinggian 2.958 m. dpl dengan jarak 9,7 km atau 5 jam perjalanan dari
Cibodas.Alun-alun Suryakencana. Dataran seluas 50 hektar yang ditutupi hamparan
bunga edelweiss. Berada pada ketinggian 2.750 m. dpl dengan jarak 11,8 km atau 6
jam perjalanan dari Cibodas.Gunung Putri dan Selabintana. Berkemah dengan
kapasitas 100-150 orang.
Musim kunjungan terbaik: bulan Juni s/d
September.
Cara pencapaian lokasi: Jakarta-Bogor-Cibodas dengan waktu sekitar
2,5 jam (± 100 km) menggunakan mobil, atau Bandung-Cipanas-Cibodas dengan waktu
2 jam (± 89 km), dan Bogor-Selabintana dengan waktu 2 jam (52
km).

Kantor : Jl. Raya Cibodas PO Box 3 SindanglayaCipanas 43253,
Cianjur, Jawa BaratTelp. (0263) 512776; Fax. (0263) 519415E-mail :
tngp@cianjur.wasantara.net.id

Dinyatakan Menteri Pertanian, tahun 1980
seluas 15.000 hektarDitunjuk ----Ditetapkan ----Letak Kab. Bogor, Kab. Cianjur
dan Kab. Sukabumi, Provinsi Jawa Barat
Temperatur udara 5° - 28° CCurah
hujan Rata-rata 3.600 mm/tahunKetinggian tempat 1.000 - 3.000 m. dplLetak
geografis 6°41’ - 6°51’ LS, 106°50’ - 107°02’ BT